Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Puncak Emisi Karbon RI Diharapkan Terjadi pada 2030

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi puncak emisi karbon di Indonesia akan terjadi pada 2030.
Menara pendingin dan cerobong asap PLTU batu bara di Mpumalanga, Afrika Selatan yang dipotret pada Jumat (5/5/2023). Bloomberg/Waldo Swiegers
Menara pendingin dan cerobong asap PLTU batu bara di Mpumalanga, Afrika Selatan yang dipotret pada Jumat (5/5/2023). Bloomberg/Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi puncak emisi karbon di Indonesia akan terjadi pada 2030. 

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi mengharapkan puncak emisi karbon terjadi sesuai prediksi, yakni pada 2030 sehingga nantinya target net zero emissions (NZE) akan tercapai pada 2060.

"Jangan sampai ini bergeser ke 2035, yang mana kalau bergeser lagi nanti tidak tercapai dong 2060, atau tiba-tiba kurvanya itu tajam sekali gitu kan, juga tidak mungkin ya," kata Eniya dalam Green Economy Expo di JCC Senayan, Kamis (4/7/2024).

Eniya menyampaikan, saat ini Kementerian ESDM tengah berusaha agar dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, pemerintah bisa menggenjot penggunaan energi bersih di dalam negeri. Terutama, penggunakan energi bersih yang selaras dengan target-target yang sudah dicanangkan oleh pemerintah.

"Jadi realisasi yang harus kita targetkan untuk penurunan emisi sekitar 993 juta ton CO2 ekuivalen, ini akan terus-menerus kita upayakan. Paling kalau biasa jalan terjal ke atas sangat susah ya, memang ini susah nih pada saat kita ingin menurunkan emisi, tetapi masih ada pemakaian emisi sampai 2030," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai target NZE.

Hal ini dirinya sampaikan pada forum G20 Bali Global Blended Finance Alliance Dialogue di Bali, Minggu (19/5/2024) bahwa Indonesia sudah memulai untuk mengembangkan peta jalan atau road map untuk mencapai NZE. 

“Kami telah mengembangkan Peta Jalan NZE di sektor energi untuk mencapai target emisi dan melaksanakan transisi energi bersih," kata Arifin.

Arifin menguraikan bahwa peta jalan ini mencakup pengembangan energi terbarukan, program pengurangan karbon, pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara, elektrifikasi, langkah-langkah dan praktik efisiensi energi, serta penerapan teknologi CCS/CCUS.

Berdasarkan Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi dari 29% menjadi 32% pada tahun 2030. Sektor energi diharapkan menyumbang pengurangan emisi sebesar 358 juta ton CO2, meningkat dari target sebelumnya sebesar 314 juta ton CO2. 

"Indonesia diberkahi dengan sumber daya energi yang beragam, seperti minyak, gas, batu bara, dan energi terbarukan bersih seperti hidro, surya, angin dan laut. Namun, tantangannya adalah bagaimana memanfaatkannya secara optimal," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper