Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Sebut Ada Usulan Penyesuaian Harga BBM Subsidi, Bakal Naik?

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, adanya usulan kenaikan harga BBM bersubsidi. Harga Pertalite bakal naik?
Petugas melakukan pengisian BBM disalah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Minggu (3/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas melakukan pengisian BBM disalah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Minggu (3/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, adanya usulan kenaikan harga BBM bersubsidi di tengah reli kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan nilai tukar rupiah tahun ini. 

“Kalau BBM yang subsidi iya [ada usulan], nonsubsidi belum ada kan itu bebas nggak usah diusulin,” kata Arifin saat ditemui di Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (28/6/2024). 

Kendati demikian, Arifin mengatakan, belum ada pembahasan di lintas kementerian atau rapat koordinasi di Istana terkait dengan kemungkinan evaluasi harga BBM bersubsidi tersebut. 

Hanya saja, dia menuturkan, harga keekonomian BBM saat ini telah terpaut lebar dengan harga jual sepanjang paruh pertama tahun ini. 

“[Keekonomiannya] naik dong kan minyaknya naik,” kata dia. 

Adapun, pemerintah telah menahan harga BBM subsidi sejak 2022 dan harga BBM nonsubsidi sejak Februari 2024. Saat ini, harga BBM bersubsidi, Pertalite dan Biosolar di seluruh Indonesia dipatok seharga Rp10.000 per liter dan Rp6.800 per liter.

Harga Pertamax juga masih dipatok Rp12.950 per liter, Pertamax Green 95 Rp13.900 per liter, dan Pertamax Turbo Rp14.400 per liter. Sementara bahan bakar untuk diesel seperti Dexlite dipatok Rp14.550 per liter dan harga Pertamina Dex Rp15.100 per liter. 

Sementara itu, Arifin mengatakan, kementeriannya menyerahkan rencana evaluasi harga BBM nonsubsidi kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan PT Pertamina (Persero).

“Iya itu kan nonsubsidi, mau naik melihat daya beli masyarakat,” tuturnya. 

Adapun, harga minyak mentah bertahan dalam kisaran rentang perdagangan mingguan paling ketat sejak 2021. Hal ini menjelang data perekonomian Amerika Serikat (AS) yang dapat membantu memberikan arah bagi pasar yang lebih luas.  

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (28/6/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 menguat 0,21% atau 0,17 poin ke level US$81,91 per barel pada pukul 07.01 WIB.  

Kemudian, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 juga menguat 1,34% atau 1,14 poin ke level US$86,39 per barel, pada pukul 03.59 WB. 

Harga minyak mentah WTI stabil di kisaran US$82 per barel setelah naik 1% pada Kamis (27/6), dengan harga bergerak dalam kisaran sekitar US$2 per barel minggu ini. Harga minyak mentah Brent ditutup di atas US$86 per barel. 

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah dan menyentuh level Rp16.416 pada Kamis (27/6/2024). Pelemahan rupiah terjadi di tengah greenback yang juga mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 10,50 poin atau 0,06% menuju level Rp16.416 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS meningkat 0,16% ke posisi 106,07. 

Dihubungi terpisah, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, penentuan harga BBM subsidi sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah sebagai regulator.

“Harga BBM subsidi merupakan kewenangan dari pemerintah sebagai regulator,” kata Irto saat dikonfirmasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper