Bisnis.com, JAKARTA – BUMN Holding Pariwisata dan Aviasi, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney mengungkap potensi pengembangan bisnis non penerbangan atau non aero dari penggabungan atau merger PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports
Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria menuturkan dengan penggabungan ini, InJourney Airports akan menjadi operator bandara terbesar nomor 4 di dunia. Dony menuturkan, jumlah penumpang yang akan dilayani InJourney Airports mencapai 170 juta orang per tahunnya.
Dia memaparkan, proses penggabungan ini mengacu pada best practice pada perusahaan pengelola bandara di dunia. Dony menuturkan, sebagian besar pendapatan dari usaha pengelolaan bandara di dunia berasal dari sektor nonpenerbangan atau non-aero seperti ritel dan properti.
Sementara itu, saat ini penerimaan perusahaan pengelola bandara di Indonesia masih didominasi oleh segmen aero.
“Rata-rata pendapatan non-aero bandara di Indonesia saat ini masih sekitar US$3 per penumpang [pax]. Masih jauh di bawah bandara lain seperti Changi atau Incheon yang mencapai US$13 per pax,” jelas Dony di Jakarta, dikutip Selasa (25/6/2024).
Seiring dengan hal tersebut, proses merger Angkasa Pura ke depannya diharapkan dapat meningkatkan segmen pendapatan non-aero. Upaya tersebut nantinya dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari dari mengubah tenant mix, melakukan rezoning, hingga mempercepat processing time.
Baca Juga
Dony menuturkan, upaya-upaya tersebut dapat membuat penumpang lebih betah di bandara. Hal ini nantinya diharapkan berdampak pada meningkatnya konsumsi atau spending mereka di toko-toko pada bandara tersebut.
Dia juga menuturkan, sektor penerimaan non aero di Indonesia ini masih memiliki ruang yang cukup optimal untuk berkembang ke depannya.
"Bisa dibayangkan kalau dengan jumlah penumpang kita 170 juta, kalau kita bisa naikkan pengeluaran per penumpang US$2 saja, kenaikannya itu bisa US340 juta,” jelas Dony.
Adapun, Dony menargetkan proses merger kedua perusahaan ini dapat rampung Juli 2024. Dony mengatakan, proses merger antara AP I dan AP II sudah diproses sejak tahun lalu. Penggabungan tersebut mencakup penyelarasan standar operasional prosedur (SOP), sistem IT, keuangan, hingga operasional bandara-bandara.
"Kita sudah dari November 2023 melakukan penyatuannya. Kita harapkan proses itu akan selesai di bulan Juli ini," kata Dony.
Dony memaparkan, setelah proses merger rampung, baik AP I maupun AP II akan dibubarkan. Aset-aset kedua perusahaan akan dialihkan ke Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) sebagai surviving entity dalam proses penggabungan tersebut.