Bisnis.com, JAKARTA - PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) mengungkap dampak pelemahan rupiah yang terus merosot hingga 6,22% sepanjang 2024.
Direktur Utama CTRA, Candra Ciputra menjelaskan pelemahan rupiah itu berdampak pada daya beli masyarakat pada sektor properti.
"Biasanya kalo rupiah melemah akan menyebabkan terjadi inflasi dan melemahkan daya beli," tuturnya dalam Paparan Publik, Rabu (19/6/2024).
Atas dasar hal itu, pihaknya berharap pemerintah dapat bergerak cepat agar tren pelemahan rupiah tidak berlanjut.
Lebih lanjut, pelemahan rupiah juga dikhawatirkan bakal mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Pasalnya, hal itu akan berdampak pada membengkaknya cicilan surat utang internasional perseroan.
Akan tetapi, Candra memastikan kondisi keuangan CTRA sendiri berada dalam posisi yang pruden karena mayoritas surat utang perseroan diparkirkan pada dolar Singapura.
Baca Juga
"Kita sangat pruden kita punya [portofolio] di Singapore borrowing. Kenapa kita pilih Singapura borrowing karena dolar Singapura itu bond-nya gak semahal lainnya," imbuhnya.
Sebagai informasi, sepanjang 2024 mata uang rupiah terpantau telah turun 6,22% ke posisi Rp16.369 per dolar AS. Kinerja rupiah tersebut tidak jauh berbeda dengan beberapa mata uang kawasan Asia lainnya.
Berdasarkan data Tradingview, rupiah telah melemah 6,22% secara year to date. Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, rupiah bahkan sempat berada di level Rp16.405 per dolar AS.