Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Siap Menuju Minggu Terbaik dalam Dua Bulan

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 juga melemah 0,57% atau 0,45 poin ke level US$78,17 per barel pada pukul 14.47 WIB.
Ilustrasi harga minyak mentah. Dok Bloomberg
Ilustrasi harga minyak mentah. Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak telah menurun lantaran pasar mengevaluasi dampak dari suku bunga Amerika Serikat (AS) yang tetap lebih tinggi lebih lama. Namun, patokan minyak mentah kini tengah menuju minggu terbaiknya dalam lebih dari dua bulan.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (14/6/2024), harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 diperdagangkan melemah 0,42% atau 0,35 poin ke level US$82,40 per barel pada pukul 14.47 WIB. 

Kemudian, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 juga melemah 0,57% atau 0,45 poin ke level US$78,17 per barel.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan perkiraan pertumbuhan yang kuat dalam permintaan minyak global untuk 2024, dan Goldman Sachs memproyeksikan permintaan bahan bakar yang solid di AS musim panas ini.

Adapun, hal ini membantu membalikkan kerugian pada minggu sebelumnya yang disebabkan oleh kesepakatan OPEC+ untuk mulai mengurangi pemangkasan produksi setelah September 2024. 

“Secara keseluruhan, minggu ini dapat digambarkan sebagai upaya pemulihan minyak,” jelas kepala analis pasar di KCM Trade yang berbasis di Australia, Tim Waterer, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (14/6). 

Lanjutnya, ia berpendapat bahwa tak akan terkejut melihat harga minyak naik lebih tinggi sementara prospek permintaan terus terlihat lebih baik.

Hal ini mungkin bergantung bagaimana gambaran permintaan musim panas di belahan bumi utara. Rusia kemudian juga berjanji untuk memenuhi kewajiban produksinya berdasarkan pakta OPEC+. 

Namun, kenaikan harga pada minggu ini mereda setelah Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga tetap stabil dan menunda dimulainya penurunan suku bunga hingga Desember 2024. 

Badan Energi Internasional (EIA) menuturkan dalam laporan pada Rabu (12/6) bahwa mereka melihat permintaan minyak mencapai puncak pada 2029 dan menurun sekitar 106 juta barel per hari (bph) menjelang akhir dekade ini.

Di sisi lain, kekhawatiran terhadap prospek ekonomi meningkat setelah pandangan The Fed mengenai penurunan suku bunga. Namun demikian, menurut BMI hal tersebut mendukung dolar AS, yang bisa memberikan dukungan terhadap harga Brent. 

Fokus pasar tertuju pada pembicaraan gencatan senjata di Gaza yang sedang berlangsung. Jika terselesaikan maka dapat mengurangi kekhawatiran mengenai potensi gangguan minyak dari wilayah tersebut. 

Seorang pejabat senior AS menuturkan bahwa Negeri Paman Sam sangat khawatir bahwa konflik di perbatasan Israel-Lebanon bisa meningkat menjadi perang besar, dan menambahkan pengaturan keamanan khusus diperlukan dan gencatan senjata di Gaza saja tidak cukup.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper