Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Ancang-Ancang Amankan Bahan Pangan Jelang Iduladha 2024

Pemerintah menyatakan pasokan dan harga pangan strategis jelang Iduladha 2024 dalam kondisi relatif stabil.
Pedagang melayani pembeli daging sapi di salah satu pasar tradisional di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pedagang melayani pembeli daging sapi di salah satu pasar tradisional di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -  Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeklaim ketersediaan bahan pangan jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha 2024 dalam kondisi aman.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa menyebut, kondisi pasokan dan harga pangan strategis jelang Iduladha 2024 dalam kondisi relatif stabil. Klaim itu berdasarkan laporan dari para mitra pelaku usaha pangan yang diterima oleh Bapanas dalam rapat koordinasi Iduladha 2024.

"Kita juga minta agar semua pihak secara bersama-sama terus menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan," ujar Ketut dalam keterangannya, Rabu (12/6/2024).

Sederet intervensi, kata Ketut, terus dilakukan pihaknya untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Mulai dari operasi pasar atau SPHP, fasilitasi distribusi pangan (FDP), kerja sama antar daerah (KAD), hingga gerakan pangan murah (GPM) demi menekan disparitas harga dan menjaga inflasi.

Selain itu, Ketut juga mendorong BUMN sektor pangan yaitu Bulog dan ID Food untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan pangan di wilayah yang minim ketersediaan maupun produksi pangannya, seperti Kalimantan Utara, Maluku, dan Papua.

"Semua pihak diharap melaporkan apabila terdapat kekurangan stok bahan pangan sehingga bisa segera dipasok oleh BUMN," tuturnya.

Sementara itu, Direktur SPHP Bapanas, Maino Dwi Hartono menyebut komoditas pangan seperti jagung, kedelai, bawang merah, daging ayam, telur, gula dan minyak goreng dipastikan stoknya memadai dan harga yang wajar. Adapun, khusus untuk beras dan bawang putih diperkirakan harganya masih tinggi.

Menurut Maino, harga beras yang cenderung lebih tinggi diakibatkan adanya sejumlah daerah yang telah mengakhiri musim panen. Sementara harga bawang putih yang tinggi, kata Maino, disebabkan oleh stok yang terbatas imbas importasi yang lambat.

Adapun, realisasi impor bawang putih baru mencapai 50% dari izin impor yang diterbitkan. Selain itu, menurutnya harga bawang putih di negara asal juga cenderung masih tinggi dengan kualitas yang kurang baik.

"Kita harap kondisi ini bisa cepat membaik sehingga harga bisa segera normal dan pasokan bisa mencukupi kebutuhan nasional," ucapnya.

Bapanas pun mengantisipasi terhadap lonjakan harga telur yang biasanya terjadi pasca-Iduladha. Selain itu, diperkirakan permintaan pangan akan meningkat saat musim kemarau tiba pada Juli 2024 juga berisiko pada kenaikan harga pangan di masyarakat.

Satgas Pangan Polri, Kombes Hermawan memastikan tidak ada permainan harga yang dilakukan para spekulan jelang Iduladha 2024. Dia mengeklaim pihaknya telah mengantisipasi sejumlah modus penyelewengan yang biasa dilakukan para spekulan untuk meraup keuntungan berlebih.

"Upaya preventif dan represif yang kami lakukan ialah untuk memastikan kualitas dan distribusi pangan sesuai dengan ketentuan yang ada," tutur Hermawan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper