Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Harap-Harap Cemas Rapat The Fed Pekan Ini, Mau Ikut ECB Atau Tidak?

Pasar menantikan keputusan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dan update dot plot atau proyeksi suku bunga pejabat The Fed terbaru pada 11-12 Juni 2024.
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Investor dan pelaku pasar menantikan kejelasan petunjuk mengenai mengenai rencana Federal Reserve (The Fed) untuk melonggarkan kebijakan moneter dalam rapat kebijakan bank sentral AS tersebut pekan ini.

Melansir Bloomberg, Senin (10/6/2024), The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya untuk pertemuan ketujuh berturut-turut. Namun, yang lebih dinantikan investor adalah dot plot atau proyeksi suku bunga pejabat The Fed terbaru yang diperbarui setiap tiga bulan dalam pertemuan tersebut.

Sebanyak 41% ekonom memperkirakan The Fed akan mengisyaratkan dua pemangkasan suku bunga acuan tahun ini. Sementara itu, ekonom dengan persentase yang sama hanya memperkirakan satu atau tidak ada pemangkasan suku bunga sama sekali.

Setelah menaikkan suku bunga fed fund rate lebih dari lima poin persentase mulai Maret 2022, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) telah mempertahankan suku bunga acuan AS tersebut pada level tertinggi selama dua dekade sejak Juli.

Sejak akhir 2023, The Fed mempertimbangkan untuk mulai memangkas suku bunga acuan secara bertahap tahun ini, didorong oleh penurunan tajam inflasi pada paruh kedua tahun 2023 untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga secara bertahap tahun ini. Namun rencana tersebut terus tertunda menyusul lemahnya data pendukung pada tahun 2024.

Kepala ekonom AS di Oxford Economics Ryan Sweet mengatakan the Fed sedang menunggu serangkaian data yang memperkuat keyakinannya bahwa inflasi berada di jalur yang berkelanjutan menuju target 2%.

"Keseimbangan risiko-risiko pada perkiraan kami untuk inflasi masih tertimbang ke atas,” jelasnya.

Para pengamat The Fed memperkirakan pemangkasan pertama akan dilakukan pada pertemuan kebijakan bank sentral di bulan September, pertemuan terakhir sebelum Pemilu pada 5 November 2024.

Para pengamat juga memperkirakan the Fed sedikit menaikkan perkiraan inflasi 2024, sambil menegaskan kembali perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto AS pada tingkat tahunan sebesar 2,1% dan tingkat pengangguran akhir tahun sebesar 4%.

Sejumlah pimpinan the Fed telah menyatakan dalam beberapa minggu terakhir bahwa mereka tidak melihat adanya kebutuhan untuk memangkas suku bunga, dengan inflasi yang masih bertahan dan prospek pertumbuhan yang tetap solid.

Inflasi menurut infikator preferensi the Fed mencapai 2,7% pada tahun ini hingga April 2024, dan para ekonom memperkirakan kemajuan yang relatif kecil menuju target 2% pada paruh kedua tahun ini jika dibandingkan dengan angka bulanan yang rendah pada akhir 2023.

Sebelumnya, Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan bank sentral mungkin mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini. Pandangan ini diamini oleh Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic.

Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan dia ingin melihat data inflasi yang sepertinya akan turun beberapa bulan lagi. Adapun Presiden The Fed Boston Susan Collins mengatakan kesabaran menunggu data ekonomi sebelum memangkas suku bunga sangat penting.

Kepala Ekonom AS di Bloomberg Economics Anna Wong mengatakan pertemuan FOMC bulan Juni akan menjadi salah satu yang paling penting tahun ini karena Powell dapat memberikan petunjuk paling jelas mengenai jadwal penurunan suku bunga. Dot plot baru kemungkinan akan mengindikasikan dua pemangkasan 25 basis poin tahun ini, dibandingkan dengan tiga pada versi Maret.

”Dengan indikator pertumbuhan yang secara konsisten mengejutkan ke arah negatif sejak pertemuan 30 April-1 Mei - bahkan ketika data inflasi telah memenuhi ekspektasi - kami memperkirakan Powell akan terdengar relatif dovish dalam konferensi persnya," ungkap Wong.

Inflasi menurut patokan data yang dipilih The Fed mencapai 2,7% pada tahun yang berakhir April, dibandingkan dengan target 2% bank sentral. Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan lonjakan gaji bulan lalu serta percepatan upah, mendorong para pedagang untuk menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini.

Thomas Simons, ekonom senior AS di Jefferies mengatakan the Fed akan memilih untuk mempertahankan suku bunga lebih lama.

"Mereka ingin melihat data yang lebih baik sejalan dengan tren inflasi yang mendekati 2% sebelum mereka merasa nyaman untuk menurunkan suku bunga,” jelasnya.

ECB Dahului The Fed

Mendahului The Fed, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan Kamis (6/6/2024). Pemangkasan ini merupakan yang pertama kalinya sejak lima tahun.

Melansir Reuters, ECB menurunkan suku bunga deposito acuan yang mencapai rekor tertinggi sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%, mengikuti langkah sentral Kanada, Swedia, dan Swiss yang memulai siklus penurunan suku bunga.

Setelah mempertahankan suku bunga di 4% selama sembilan bulan, ECB menyatakan bahwa penurunan suku bunga ini diambil setelah prospek inflasi telah meningkat "secara nyata". Meskipun begitu, ECB masih akan akan mempertahankan suku bunga kebijakan yang cukup ketat selama diperlukan.

Presiden ECB Christine Lagarde menolak untuk mengatakan bahwa bank sentral telah masuk ke dalam fase pelonnggaran kebijakan, namun tetap membuka opsi selama data ekonomi mendukung pelonggaran lebih lanjut.

"Ada kemungkinan besar namun hal ini akan bergantung pada data, dan yang sangat tidak pasti adalah kecepatan perjalanan dan waktu yang dibutuhkan,” ungkap Lagarde seperti dikutip Bloomberg, Jumat (7/6/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper