Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Tiktok Shop, Aplikasi Ini Bikin Menteri Teten Ketar-ketir

Menkop UKM Teten Masduki, menyoroti dampak hadirnya platform perdagangan online asal China, Temu, terhadap UMKM.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senin (10/6/2024) - Bisnis/Ni Luh Anggela.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senin (10/6/2024) - Bisnis/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dibuat khawatir dengan hadirnya platform perdagangan online asal China, Temu, lantaran dapat berdampak negatif terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Teten mengatakan, platform tersebut jauh lebih berbahaya dibanding TikTok Shop. Selain harganya yang sangat murah, platform tersebut dapat menghilangkan sejumlah lapangan kerja yang terkait dengan rantai distribusi perdagangan online.

Tidak hanya itu, Teten mengungkapkan bahwa aplikasi asal China itu menghubungkan langsung antara pabrik dengan konsumen.

“Jadi akan ada berapa banyak lapangan kerja di distribusi akan hilang. Nggak ada lagi itu namanya reseller, affiliator, nggak ada lagi, bahkan productnya akan sangat murah karena diproduksi massal, pabrikan,” kata Teten usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senin (10/6/2024).

Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa aplikasi ini setidaknya sudah masuk ke 58 negara dengan sedikitnya sekitar 80 pabrik langsung terhubung dengan konsumen yang ada di negara-negara tersebut.

Diakui Teten, dirinya belum menyampaikan kekhawatiran tersebut dalam rapat bersama kabinet pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Meski Indonesia telah memiliki Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, dia menilai regulasi itu belum cukup mampu melindungi UMKM dari gempuran produk impor.

Saat ini, Teten menyebut bahwa Indeks Bisnis UMKM mengalami penurunan lantaran menurunnya daya beli masyarakat sehingga banyak dari pelaku UMKM tidak dapat mencicil pinjaman. Akibatnya, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) naik di atas 4%, dari rata-rata sebelumnya dibawah 3%.

“Saya khawatir, kan dulu juga TikTok melanggar aturan dibiarkan dua tahun kan oleh pemerintah. Nah ini saya hanya warning saja, karena keadaan ekonomi UMKM saat ini indeks bisnisnya sedang turun,” ungkapnya. 

Oleh karena itu, untuk menjadikan UMKM naik kelas, menurutnya pemerintah perlu melindungi pelaku UMKM dari persaingan produk-produk luar negeri, selain memperkuat UMKM, memberikan akses pembiayaan, hingga memberdayakan pelaku UMKM. 

“Kita perlu melindungi mereka terutama dari persaingan dengan produk-produk luar,” ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper