Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Semen Dalam Negeri Luber, Kemenperin Ungkap Biang Keroknya

Kelebihan pasokan semen masih menjadi tantangan industri lantaran pemanfaatan semen dalam negeri yang masih rendah.
Pekerja mengangkut semen ke kapal pengangkutan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (11/7/2023). Bloomberg/Dimas Ardian
Pekerja mengangkut semen ke kapal pengangkutan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (11/7/2023). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Kelebihan pasokan semen masih menjadi tantangan industri lantaran pemanfaatan semen dalam negeri yang masih rendah. Hal ini juga ditenggarai tingginya importasi barang dari semen, seperti beton hingga papan fiber. 

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, kapasitas produksi semen sebesar 120 juta metrik ton per tahun dengan kebutuhan semen nasional sebesar 66,8 juta ton pada 2023. Artinya, ada 53,2 juta ton semen nasional yang tak terserap. 

Direktur Industri Semen, Keramik, Pengolahan Bahan Galian Non Logam Putu Nadi Astuti mengatakan, secara umum semen tidak lagi ada importasi. Namun, impor barang dari semen masih tercatat tinggi. 

"Bahwa impor barang dari semen, beton pracetak, beton prategang, papan fiber ini importasinya cukup tinggi," kata Putu di Kantor Kemenperin, Selasa (4/6/2024). 

Pihaknya pun mendorong peningkatan pemanfaatan semen dalam negeri melalui permintaan langsung dari proyek-proyek strategis pemerintah maupun swasta untuk membangun infrastruktur, konstruksi, dan lainnya. 

Merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS) nilai impor barang dari semen (HS 68109900) periode Januari-Maret 2024 sebesar US$8,38 juta dengan volume 28,12 juta kg atau naik dari periode yang sama sebelumnya US$5,98 juta dengan volume 31,9 juta kg.

"Kita juga dorong agar semen ini ditingkatkan pemanfaatannya pada industri barang-barang dari semen. Industri ini ada banyak, ada mortar, beton pracetak prategang, readymix, dan sebagainya," tuturnya. 

Menurut Putu, apabila importasi barang dari semen tersebut dapat dikendalikan, maka produk semen yang berlebih saat ini dapat lebih dimanfaatkan dan utilitas dalam negeri dapat meningkat. 

Sebagai informasi, utilisasi industri semen pada 2018 berada di level 64%, turun ke level 59% pada 2020, dan kembali turun pada 2022 menjadi 57%. Pada 2023, utilitas pabrik semen naik tipis menjadi 58%. 

"Kuncinya ada di peningkatan pemanfaatan produk semen hasil produksi dalam negeri yang saat ini masih memang dari data impor cukup banyak," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper