Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memproyeksi penyerapan semen ordinary portland cemen (OPC) menjadi 0% untuk segmen konstruksi pada akhir tahun ini. Prediksi tersebut seiring dengan rencana pembaruan spesifikasi bahan baku material ramah lingkungan oleh pemerintah.
Ketua Umum ASI Lilik Unggul Raharjo mengatakan hal ini juga berkaitan dengan strategi dekarbonisasi industri semen untuk mencapai net zero emission (NZE) 2050, salah satunya dengan meningkatkan penyerapan semen ramah lingkungan atau non-OPC.
"Jadi pelan-pelan, kami harapkan akhir tahun ini bisa betul-betul 0% [OPC]. Akhir tahun ini bisa 0% karena di Kementerian PUPR juga ada beberapa proyek yang sudah berjalan jadi nanti mulai yang baru benar-benar menggunan non-OPC," kata Lilik kepada wartawan, Senin (3/6/2024).
Semen OPC dianggap tidak ramah lingungan, lantaran material yang digunakan berupa batu kapur, tanah liat, hingga gipsum.
Dalam catatan ASI, kapasitas produksi semen nasional mencapai 119,9 juta dengan penyerapan domestik mencapai 65,5 juta pada tahun 2023. Adapun sebesar 70% penyerapan di pasar merupakan semen ramah lingkungan.
Sementara itu, 30% produk semen sebagian besar masih OPC meskipun terdapat produk yang sebagian lainnya semen hidrolik.
Baca Juga
"Ini pekerjaan rumah utama untuk meyakinkan para pengambil keputusan untuk mengubah spesifikasi nya, jadi sebenarnya, beberapa proyek-proyek non-pemerintah itu sudah mulai memakai semen ramah lingkungan, untuk konstruksi," ujarnya.
Untuk mendorong penyerapan semen non-OPC, pihaknya tengah menggodok revisi aturan spesifikasi penggunaan bahan baku material untuk konstruksi bangunan menjadi ramah lingkungan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Namun, Lilik menegaskan bahwa transisi penyerapan semen non-OPC akan dilakukan secara gradual. Pasalnya, masih ada beberapa proyek konstruksi yang sudah berjalan menggunakan semen OPC.
"Konstruksi ini masih mengacu ke OPC, ini ada task force khusus yang melibatkan PUPR dan ASI dalam mengubah spek, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa, harapannya yang untuk konstrksi menggunakan spek ramah lingkungan," tuturnya.
Lebih lanjut, Lilik menerangkan, pada tahun 2010-2022, intensitas karbon industri semen Indonesia berkurang dari 725 kg CO2 per ton semen menjadi 631,70 kg CO2 per ton semen, terdapat pengurangan emisi absolut sebesar 6,54 juta ton CO2 atau telah berkurang 12,9%.
"Industri semen memainkan peran penting dalam mengurangi CO, emisi, dan komitmennya untuk menerapkan inisiatif strategis sangat penting untuk mencapai emisi karbon net-zero," terangnya.