Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesanan Industri Melimpah, Kinerja IKI Tembus ke Level 52,50 Mei 2024

Kemenperin melaporkan indeks kepercayaan industri (IKI) Mei 2024 ekspansi di level 52,50 atau meningkat 0,20 poin dibandingkan dengan bulan April 2024.
Kemenperin melaporkan indeks kepercayaan industri (IKI) Mei 2024 ekspansi di level 52,50 atau meningkat 0,20 poin dibandingkan dengan bulan April 2024. Dok. BPMI Setpres
Kemenperin melaporkan indeks kepercayaan industri (IKI) Mei 2024 ekspansi di level 52,50 atau meningkat 0,20 poin dibandingkan dengan bulan April 2024. Dok. BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan indeks kepercayaan industri (IKI) Mei 2024 ekspansi di level 52,50 atau meningkat 0,20 poin dibandingkan dengan bulan April 2024 yang sebesar 52,30.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan dari 23 subsektor industri pengolahan hanya 1 subsektor yang mengalami kontraksi. Adapun, kontribusi subsektor yang mengalami ekspansi terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan I 2024 sebesar 95,8%.

"Peningkatan nilai IKI bulan Mei ini dikarenakan permintaandomestik yang semakin tinggi, termasuk dari pengadaanbarang/jasa pemerintah yang menyerap produk industrinasional," ujar Febri dalam agenda rilis IKI Mei 2024, Kamis (30/5).

Meningkatnya indeks kepercayaan industri berasal dari peningkatan nilai IKI variabel pesanan baru, menjadi sebesar 53,16. Nilai IKI variabel persediaan produk juga mengalami peningkatan menjadi 54,59. Variabel produksi mengalami perlambatan 1,75 poin tetapi masih ekspansi yaitu sebesar 50,01.

Menurut Febri, peningkatan IKI juga tercerminkan dari pertumbuhan ekonomi, khususnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mencapai 127,7 pada April 2024, menandakan optimisme konsumen terhadap ekonomi yang tetap kuat.

Potensi penguatan daya beli ini perlu dimanfaatkan untuk mengisi gap consumption per capita, misalnya untuk produk keramik, mobil, dan kosmetik yang konsumsi perkapitanya di Indonesia masihkalah jauh dibandingkan negara lain.

Lebih lanjut, disampaikan Febri, bahwa upaya mengisi gapkonsumsi per kapita tersebut dengan produk-produk dalamnegeri dapat memberikan dorongan yang semakin kuat bagipertumbuhan ekonomi.

"Akan terjadi peningkatan investasi, terutama pada industri barang-barang konsumsi yang tadi disebutkan, dan tentu saja akan mampu meningkatkanpenyerapan tenaga kerja di sektor formal, termasuk angkatan kerja berusia muda," tuturnya.

Nilai ekspansi IKI terbesar dialami oleh Industri Pakaian Jadi, kemudian diikuti oleh Industri Alat Angkutan Lainnya dan posisi ketiga adalah Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki.

Sementara itu, pada periode Mei 2024 terdapat 4 subsektor yang berubah level menjadi ekspansi, yaitu Industri Logam Dasar, Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik, Industri Alat Angkutan Lainnya, dan Industri Furnitur.

Sementara itu, Industri Pengolahan Tembakau (IHT) mengalami IKI kontraksi. Sejak Februari 2024, nilai IKI industri pengolahan tembakau sudah berada pada 'border' atau di kisaran 50. Hal inidisebabkan oleh kontraksi yang semakin besar dari nilai IKI produksi.

Menurunnya nilai IKI produksi subsektor IHT disebabkan oleh penurunan pesanan domestik yang dipengaruhi maraknya penjualan rokok ilegal di tengah berbagai pembatasan yang diberlakukan, di antaranya pembatasan penayangan iklan rokok di media massa dan kenaikan cukai


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper