Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belajar dari Singapore Airlines, Ini Cara RI Mitigasi Efek Turbulensi

Kemenhub akan meningkatkan koordinasi dengan lembaga terkait seperti BMKG untuk memitigasi efek turbulensi terhadap penerbangan di Indonesia.
Ilustrasi pesawat. Bandara Hang Nadim, Batam. /batam-airport.com
Ilustrasi pesawat. Bandara Hang Nadim, Batam. /batam-airport.com

Bisnis.com, JAKARTA -  Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan meningkatkan koordinasi dengan lembaga terkait seperti BMKG untuk memitigasi efek turbulensi terhadap kegiatan penerbangan di Indonesia.

Upaya ini merespons insiden turbulensi penerbangan yang dialami oleh Qatar Airways dan Singapore Airlines dalam 2 pekan terakhir.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan, turbulensi dalam sebuah penerbangan dapat disebabkan oleh adanya anomali cuaca.

Dia mengatakan, turbulensi dalam penerbangan juga merupakan hal tidak dapat diprediksi mengingat aspek seperti pergerakan angin dan cuaca dapat berubah secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat.

Hal ini pun dapat menimbulkan efek negatif pada kegiatan operasional penerbangan, seperti penundaan (delay) atau pembatalan jadwal penerbangan.

"Turbulensi pasti memberikan satu dampak yang tidak baik bagi dunia aviasi," kata Budi Karya, Selasa (28/5/2024).

Guna meminimalisir dampak turbulensi pada kegiatan penerbangan di Indonesia, Budi mengatakan akan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Dia menuturkan, Kemenhub akan memaksimalkan peran BMKG  seperti terkait prakiraan cuaca hingga aspek-aspek lain yang perlu dipantau dalam sebuah penerbangan.

Selain itu, Kemenhub akan juga akan menggandeng lembaga internasional seperti Federal Aviation Administration (FAA) AS untuk membahas upaya peningkatan keamanan dan keselamatan penerbangan di tengah cuaca buruk.

"Dengan upaya-upaya ini insyaallah di Indonesia [masalah turbulensi] kita kontrol dengan baik," jelas Budi Karya.

Sebagai informasi, insiden turbulensi penerbangan dialami oleh Qatar Airways dan Singapore Airlines dalam 2 pekan terakhir. Pada 21 Mei 2024, penerbangan Singapore Airlines kode SQ321 mengalami turbulensi hebat yang mengakibatkan 1 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Kemudian, pesawat Qatar Airways dengan rute penerbangan Doha ke Irlandia mengalami turbulensi dan melukai 12 orang pada Minggu (26/5/2024).

Dilansir dari laman otoritas cuaca Amerika Serikat (AS), weather.gov, turbulensi didefinisikan sebagai gerakan tidak beraturan dari sebuah pesawat dalam penerbangan, terutama bila ditandai dengan gerakan naik-turun cepat, yang disebabkan oleh variasi kecepatan angin di atmosfer. Ada banyak penyebab terjadinya turbulensi.

Namun, penyebab turbulensi yang paling sering terlihat adalah Arus Konvektif, Hambatan Aliran Angin, dan Geser Angin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper