Bisnis.com, JAKARTA - Pemegang saham produsen mobil listrik asal Amerika Serikat Tesla Inc. didesak oleh perusahaan penasehat proksi (proxy advisory firm) untuk menolak proposal gaji dan bonus CEO Elon Musk senilai US$56 miliar atau setara Rp898 triliun.
Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (26/5/2024), Glass Lewis & Co. membuat rekomendasi tersebut dalam sebuah laporan yang dirilis pada Sabtu (25/5/2024), dengan menyebutkan nilai tersebut berlebihan.
"Sejumlah proyek Bp. Musk sangat memakan waktu dan tidak terkait dengan perusahaan, telah dicatat dengan baik sebelum pemberian gaji dan bonus pada 2018, dan ditambah dengan pembelian Twitter, yang saat ini dikenal dengan sebagai X," tulis laporan Glass Lewis.
Rekomendasi yang diberikan kepada para pemegang saham institusional Tesla ini bisa mempengaruhi keputusan pemberian paket gaji kepada Elon Musk pada rapat tahunan yang diselenggarakan pada 13 Juni 2024.
Jika usulan ini ditolak, Elon Musk diperkirakan akan memberikan ancaman mengenai pengembangan produk di luar Tesla.
Rapat tahunan bulan depan akan menjadi kedua kalinya gaji dan bonus Elon Musk diajukan kepada para pemegang saham. Proposal remunerasi ini sebenarnya dibuat pada 2018, tetapi dibatalkan oleh Pengadilan Delaware karena investor tidak sepenuhnya mengetahui rincian penting.
Baca Juga
Apabila jajaran petinggi Tesla dapat menunjukkan kesepakatan ini masih mendapatkan dukungan besar, hal ini dapat membantu upaya banding atas keputusan hukum tersebut.
Namun, apabila tidak disepakati mengenai nilai gaji dan bonus Elon Musk, maka akan menunjukkan bahwa pemegang saham kehilangan kepercayaan terhadap kepemimpinan Elon Musk. Meski demikian, pemungutan suara itu hanya bersifat nasihat, artinya Tesla dapat memilih untuk mengabaikannya.
Enam tahun lalu, sekitar 75% investor mendukung kesepakatan pembayaran gaji Elon Musk. Glass Lewis saat itu juga merekomendasikan agar Tesla menolak kesepakatan tersebut dengan alasan nilainya terlalu tinggi.
Tesla telah berusaha untuk melawan kritik publik terhadap kompensasi Musk dengan sebuah kampanye untuk memenangkan dukungan pemegang saham.
Komisaris Utama Tesla Robyn Denholm menjangkau investor institusional besar, sementara situs web “Vote Tesla” menarik banyak pemegang saham ritel perusahaan.
Secara terpisah, Tesla juga meminta para pemegang saham untuk memberikan suara pada bulan depan atas proposal pemindahan perusahaan dari Delaware ke Texas.
Glass Lewis merekomendasikan untuk menentang langkah tersebut, sekaligus memberikan bisikan untuk menentang terpilihnya kembali anggota dewan Kimbal Musk, saudara laki-laki Elon Musk.