Bisnis.com, JAKARTA -- Pamor Abu Dhabi sebagai pusat keuangan baru dunia makin solid. Ibu kota dan kota terbesar kedua di Uni Emirat Arab itu melaporkan lonjakan aset yang dikelola di kawasan ini. Lonjakan dana kelolaan ini seiring makin bepengaruhnya Abu Dhabi sebagai pusat keuangan dunia.
Abu Dhabi Global Market melaporkan kawasan ini mengalami lonjakan dana kelolaan 211% pada 3 bulan pertama 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laporan itu, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (20/5/2024) mencatat sebanyak 107 manajer investasi telah bergabung di kawasan ini. Berikutnya, 52 manajer investasi tengah berproses untuk menjadi pengelola dana dari kawasan teluk ini.
Abu Dhabi disebutkan secara agresif mampu menarik dana dari berbagai keluarga kaya dunia di tengah gejolak ekonomi di berbagai kawasan baik bumi belahan utara hingga selatan. Negara teluk itu menarik keluarga terkaya di dunia, kawasan itu juga memiliki bekal berupa aset kelolaan negara lebih dari US$1 triliun.
Bloomberg merilis crazy rich yang melakukan pengelolaan dana dari Abu Dhabi seperti hedge fund Ray Dalio, taipan Ceko Radovan Vitek, raja Mesir Nassef Sawiris dan orang terkaya di dunia kripto Changpeng “CZ” Zhao. Mereka semua diketahui telah mendirikan perusahaan investasi di kota tersebut.
Brevan Howard Asset Management, misalnya, kini mengelola lebih banyak uang di Abu Dhabi dibandingkan di negara lain di dunia.
Baca Juga
Abu Dhabi juga melaporkan peningkatan 30% perusahaan menjadi 1.950 pada kuartal pertama, menjadikan jumlah karyawan mencapai 25.000 orang. Beberapa perusahaan baru termasuk Vizier Asset Management Co., I Squared Capital Ltd. dan Blantyre Capital telah diberikan persetujuan prinsip oleh ADGM.
“Tahun ini menjanjikan pertumbuhan yang lebih besar bagi ADGM dan ekosistemnya,” kata Ketua ADGM Ahmed Jasim Al Zaabi dalam pernyataannya.
Millennium Management milik Izzy Englander didirikan di Dubai baru-baru ini dan sekarang memiliki lebih dari 70 staf, sementara Balyasny Asset Management bertujuan untuk melipatgandakan tenaga kerjanya yang berjumlah 12 orang di emirat.
Negara-negara lain di kawasan ini juga mencoba memikat para raksasa keuangan. Negara teluk yang dikenal kaya berbekal uang minyak dan pajak rendah yang ditawarkan menjadikan persaingan terbuka.