Bisnis.com, TANGERANG — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN memperkirakan kebutuhan tambahan gas alam cair (LNG) sampai 2027 mencapai sekitar 7 kargo hingga 8 kargo.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan, pasokan gas pipa dari sejumlah lapangan mengalami defisit pada tahun ini.
Menurut Rosa, susutnya pasokan gas pipa sampai 2027 bakal makin lebar diperkirakan mencapai 200 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
“Kebutuhan yang akan kita penuhi dari LNG mungkin sampai di 2027 bisa 7 kargo sampai dengan 8 kargo,” kata Rosa saat ditemui selepas panel diskusi IPA Convex ke-48, ICE BSD City, Rabu (15/5/2024).
Sementara itu, kata Rosa, perseroannya tengah meminta tambahan LNG sekitar 2 kargo sampai dengan 3 kargo untuk menutup defisit gas pipa tahun ini. Rencananya, kargo alam cair itu bakal ditarik dari Kilang Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat, bulan depan.
Ihwal harga kontrak, dia menuturkan, perseroannya menawarkan harga sesuai dengan ketentuan pasar. Kendati demikian, dia memastikan harga LNG itu bakal kompetitif dibandingkan dengan harga energi fosil lainnya.
Baca Juga
“Kita menggunakan market price,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pengiriman minimal dua kargo LNG tambahan untuk PGN terealisasi Juni sampai Juli 2024.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi menuturkan, lembaganya saat ini terus memfinalisasi upaya penambahan kargo itu untuk menutup defisit gas pipa yang terjadi di sejumlah lapangan terkontrak dengan PGN.
“Terus difinalisasi, terkait besaran volume, ketersediaan pasokan sesuai jadwal, harga, maupun term komersial lainnya. Diperkirakan Juni-Juli 2024 akan dapat direalisasikan,” kata Kurnia saat dikonfirmasi, Selasa (7/5/2024).
Adapun, tambahan kargo LNG itu belakangan diperlukan untuk menambal pasokan defisit gas pipa dari beberapa lapangan di kawasan Sumatra bagian tengah, Sumatra Selatan dan Jawa bagian barat.
Beberapa lapangan yang mengalami penurunan salur gas itu di antaranya, Blok Corridor, PEP Sumatra Selatan (Regional 1), PEP Jawa Barat (Regional 2), PHE Jambi Merang dan sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang beroperasi di kawasan tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, emiten pelat merah PGN menerapkan kuota volume gas terhadap seluruh pelanggan di tengah pasokan gas bumi yang susut dari sejumlah lapangan di sisi hulu kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menerangkan, keputusan itu diambil untuk menjaga realibilitas dan keselamatan jaringan gas yang berisiko tinggi.
“PGN berupaya untuk melayani kebutuhan pelanggan seoptimal mungkin, tetapi dengan kondisi pasokan gas yang semakin menurun, maka kami sebagai penyalur gas di sisi hilir mengupayakan agar penyaluran gas bisa berkeadilan ke seluruh pelanggan,” kata Rachmat lewat siaran pers, Kamis (2/5/2024).