Bisnis.com, SUMEDANG – Rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam transisi energi menuju energi hijau.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Unit Pengelola Bendungan (UPB) Jatigede, Yuyu Wahyudin. Menurutnya, pembangunan PLTS di bendungan tersebut menjadi titik awal pemanfaatan energi baru terbarukan yang diupayakan pemerintah.
Dia menyinggung rencana proyek pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara Cirebon-1 pada Desember 2035 mendatang.
Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) bersama PT Cirebon Electric Power (CEP) dan Indonesia Investment Authority (INA) telah bersepakat untuk memensiunkan PLTU berkapasitas 660 MW itu tujuh tahun lebih awal dibandingkan target sebelumnya, yaitu Juli 2042.
“Sekarang energi hijau, harus yang baru terbarukan, sedangkan yang di Cirebon kan PLTU. Ya, itu pakai bahan bakar fosil, sedikit demi sedikit akan dikurangi,” katanya kepada Tim Jelajah Tirta Nusantara Bisnis Indonesia, Jumat (10/5/2024).
Yuyu kemudian menjelaskan bahwa proyek PLTS Jatigede kelak akan bersanding dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang sebelumnya telah ada di kawasan bendungan tersebut.
Baca Juga
PLTS Jatigede, katanya, akan dibangun dengan kapasitas 100 MW. Proyek tersebut bakal menambah total daya dari PLTA yang saat ini mampu menyuplai listrik hingga 110 MW.
“Jadi dari [Bendungan] Jatigede itu, dari PLTA 110 MW, dari PLTS nanti 100 MW. Jadi totalnya 210 MW yang akan dihasilkan dari Bendungan Jatigede,” ujarnya.
Yuyu membeberkan, suplai listrik dari Bendungan Jatigede bakal tersambung pula dengan pembangkit listrik dari konstruksi air lainnya di Jawa Barat, seperti Waduk Cirata dan Saguling. Adapun, Waduk Cirata terletak di Purwakarta, sedangkan Waduk Saguling berada di Kabupaten Bandung Barat.
“Jadi akan men-support sumber-sumber yang lain seperti dari Cirata, Saguling. Nanti support untuk bergabung menjadi satu, jadi interkoneksi Jawa - Bali,” pungkasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis pada Mei 2023 lalu, pembangunan PLTS di Bendungan Jatigede akan dilakukan oleh PT Indonesia Power yang merupakan anak usaha dari PT PLN (Persero). Tidak tanggung-tanggung, nilai investasi untuk pembangunan proyek tersebut diperkirakan mencapai US$1 juta per MW, atau lebih dari Rp14 miliar.
Vice President Pre-Construction PT PLN Indonesia Power, Usvizal Zainuddin, mengatakan bahwa rencana pembangunan PLTS tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon.
"Selama ini kita masih menggunakan [bahan bakar dari] fosil yang sangat berpengaruh kepada kualitas udara yang ada di negara kita. Listrik di Jawa dan Bali akan lebih kuat, dan terutama di wilayah Sumedang ada PLTS yang ramah lingkungan untuk energi baru terbarukan," ungkapnya.