Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengulik Arti Tradisi Melukat, Side Event dalam World Water Forum 2024

Berikut arti, prosesi, hingga makna tradisi melukat yang akan diselenggarakan dalam side event World Water Forum 2024 di Bali.
Ilustrasi tradisi Melukat. World Water Forum 2024 di Bali akan mengadakan side event melukat untuk para delegasi./ Dok. melukatbali
Ilustrasi tradisi Melukat. World Water Forum 2024 di Bali akan mengadakan side event melukat untuk para delegasi./ Dok. melukatbali

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia bakal menyiapkan proses Melukat yang bisa diikuti para delegasi sebagai side event dalam World Water Forum (WWF) 2024 di Bali.

Melukat atau Balinese Water Purification Ceremony merupakan sarana pembersihan atau penyucian dengan menggunakan media air.

Prosesi Melukat memang memiliki makna spiritual yang tinggi bagi Masyarakat Bali. Namun demikian, Melukat tidak hanya dapat dilakukan oleh masyarakat pemeluk agama Hindu saja. 

Turis umum juga dapat melaksanakan tradisi Melukat kapan saja selagi tidak mengganggu aktivitas keagamaan umat Hindu. 

Sejalan dengan hal itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjadikan prosesi Melukat sebagai side event yang akan mendukung agenda The 10th World Water Forum Bali 2024 yang akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024. 

Apa itu ritual Melukat asal Bali?

Mengutip informasi dalam laman Dinas Kebudayaan Buleleng, Melukat merupakan upacara yang dilakukan untuk membersihkan jiwa dan pikiran dalam diri manusia. 

Upacara Melukat menyimbolkan pemanfaatan air sebagai makna penyembuhan yang banyak digunakan oleh masyarakat Bali. 

Tahapan Prosesi Melukat dan Maknanya

Prosesi Melukat terdiri dari 7 tahapan dan makna:

  1. Pertama, sebagai Neduh di Sanggah Kamulan. Upacara dilakukan untuk memohon kepada leluhur atau Dewa agar peserta upacara melukat yang sedang sakit dapat sembuh.
  2. Tahapan kedua, Mohon Tirta yang bermakna memohon kesucian air. Nantinya, tirta atau air suci akan ditempatkan di cangkir atau tempayan kecil seraya pelaksana melukat berdoakepada leluhur atau para Dewa di Sanggah Kamulan.
  3. Ketiga, Ngantebang Caru, prosesi ini dihaturkan pada Bhuta Kala agar tidak mengganggu orang yang diupacarai.
  4. Keempat, Panglukatan, Pada tahapan ini diadakan pembersihan terhadap peserta upacara menggunakan saranayang telah ditentukan, seperti tirta. 
  5. Kelima, Makramas, tahapan ini adalah pengobatan bagi peserta upacara dengan memandikan dan menyiram kepala dengan tirta dan ramuan obat. 
  6. Keenam, Nunas Wangsupada. Pada tahap ini peserta akan diperciki tirta dan didoakan di Sanggah Kamulan. Lalu, dilanjutkan denganpemberian wija dan bunga. 
  7. Ketujuh, Ngararung Caru. Ini merupakan tahapan terakhir dalam ritual, yaitu dengan membawa caru dari ritual danmembuangnya di perempatan jalan.

Filosofi Tradisi Melukat di halaman selanjutnya

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper