Bisnis.com, JAKARTA - PT Nojorono Tobacco International (Nojorono Kudus) menyebut kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) menjadi tantangan utama industri rokok pada tahun ini.
Direktur Nojorono Kudus, Arief Goenadibrata menyebut kenaikan CHT merupakan kebijakan pemerintah dalam upaya mengurangi dampak buruk merokok bagi kesehatan masyarakat dan meningkatkan penerimaan negara.
Dia menambahkan penyesuaian cukai terjadi di setiap kategori rokok secara merata. Akan tetapi, kenaikan cukai yang lebih rendah terjadi pada kategori sigaret kretek tangan (SKT), karena masuk dalam sektor padat karya.
"Nojorono Kudus selaku pelaku IHT [industri hasil tembakau] turut mematuhi setiap peraturan yang ditetapkan negara," katanya, Selasa (7/5/2024).
Nojorono, yang merupakan produsen rokok Clasmild dan Minak Djinggo, berupaya berinovasi pada produk-produk yang dihasilkan untuk menjawab kebutuhan pasar dan berkontribusi dalam perekonomian nasional.
Menurutnya, secara keseluruhan pasar IHT tahun ini diproyeksikan akan menghadapi tantangan dan perubahan baik dari segi regulasi, kenaikan cukai, hingga dinamika pasar.
Baca Juga
Kendati demikian, Arief optimistis pada peluang pertumbuhan dan melakukan ekspansi bisnis pada tahun 2024. Adapun, Nojorono Kudus merupakan salah satu pionir dan pemain utama di IHT Tanah Air yang telah berkiprah selama lebih dari 9 dekade.
Dia tetap melihat adanya peluang pertumbuhan dan ekspansi. Nojorono Kudus akan melakukan inovasi produk dalam beberapa kategori sigaret, terutama untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang mengikuti selera juga kebutuhan pasar.
“Kami optimis bahwa melalui langkah-langkah strategis, perseroan akan tetap dapat berkontribusi memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan tanggung jawab sosial yang selama ini kita pegang teguh,” tambahnya.