Bisnis.com, JAKARTA - PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP) membukukan laba bersih US$21,69 juta atau Rp351,3 miliar (asumsi kurs Rp16.199 per US$) sepanjang 2023. Perolehan tersebut anjlok 87,9% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai US$179,39 juta.
Pendapatan konsolidasi perseroan juga tercatat mengalami penurunan dari US$224,09 juta pada 2022 menjadi US$449,54 juta pada 2023.
Direktur Utama Mitrabara Adiperdana Khoirudin menyampaikan, turunnya laba bersih perusahaan dikarenakan terjun bebasnya harga batu bara di pasar global
“Koreksi tajam harga batu bara di pasar global menjadi pemicu utama penurunan pendapatan dan laba bersih perusahaan serta kebijakan pemerintah berupa penyesuaian tarif dan formula royalti,” kata Khoirudin dalam paparan publik MBAP, Kamis (2/5/2024).
Adapun, untuk penjualan batu bara, Mitrabara pada tahun 2023 berhasil melakukan penjualan batu bara sebanyak 2,13 juta ton dengan total produksi pada tahun 2023 sebesar 2,09 juta ton.
Terlepas dari penurunan kinerja, Khoirudin bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam tetap keadaan dan sehat. Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek masih sangat baik, terlihat dari rasio lancar perusahaan yang cukup besar, yakni 3,74 kali.
Baca Juga
Rasio liabilitas terhadap ekuitas juga masih terkelola dengan baik di level 0,33 kali, sementara rasio liabilitas terhadap total aset 0,24 kali.
Kondisi keuangan yang sehat memungkinkan Mitrabara cukup leluasa untuk mengembangkan usaha, baik secara organik maupun unorganik.
Pada tahun 2024 ini, kata Khoirudin, perseroan menganggarkan belanja modal dan investasi sebesar US$57,84 juta atau naik signifikan dibandingkan tahun lalu yang sebesar US$11,50 juta.
“Sekitar 49% dialokasikan untuk bangunan dan prasarana anak perusahaan dan sekitar 25% untuk investasi di ventura bersama,” ucap Khoirudin.