Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai harga batu bara global berpotensi kembali melonjak bila konflik Iran dan Israel makin meluas hingga ke perbatasan Iran dan Uni Emirat Arab.
Untuk saat ini, menurutnya, ketegangan yang terjadi antara kedua negara di Timur Tengah belum berdampak langsung terhadap harga batu bara.
“Konflik Iran-Israel tidak secara langsung memicu kenaikan harga batu bara dunia, kecuali perang meluas yang menutup selat Hormuz yang menggangu supply chain,” kata Fahmy kepada Bisnis, Selasa (23/4/2024).
Di sisi lain, terkait naiknya harga batu bara acuan (HBA) Indonesia periode April 2024, Fahmy menyampaikan bahwa hal tersebut lebih dipengaruhi oleh naiknya permintaan batu bara dari China dan India.
“Kenaikan HBA April 2024 disesuaikan dengan kenaikkan harga batu bara dunia, yang dipicu oleh kenaikan permintaan China dan India,” ucap Fahmy.
Adapun, HBA untuk batu bara kalori tinggi periode April 2024 mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca Juga
HBA itu ditetapkan lewat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 88.K/MB.01/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan Untuk Bulan April 2024 yang ditetapkan pada 22 April 2024.
HBA untuk batu bara kalori tinggi dalam kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal/kg GAR pada April 2024 naik 10,35% ke level US$121,13 per ton, dari sebelumnya US$109,77 per ton pada Maret 2024.
HBA batu bara dengan kesetaraan nilai kalor 4.100 kcal/kg GAR juga menguat ke level US$57,17 per ton. Nilai ini naik dari acuan sebelumnya di level US$56,83 per ton.
Sementara itu, harga batu bara global ditutup melemah pada perdagangan Rabu (24/4/2024). Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak April 2024 di ICE Newcastle ditutup melemah -0,58% pada level US$129 per metrik ton batu bara kontrak Mei 2024 juga melemah -0,91% ke US$136,50 per metrik ton.