Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjalin kerja sama untuk pengkajian pemanfaatan kompresor gas untuk kebutuhan operasi dan produksi PHE.
Direktur Utama Pertagas Gamal Imam Santoso mengatakan, nota kesepahaman ini bakal menjadi tonggak penting dalam hubungan kerja sama PHE dan Pertagas.
“Saat ini bisnis Pertagas mayoritas berada di sektor midstream business PHE. Selanjutnya, nota kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kajian pemanfaatan unit kompresor gas,” kata Gamal melalui siaran pers, Rabu (24/4/2024).
Kerja sama dengan PHE merupakan salah satu upaya Pertagas dalam mengoptimalkan aset existing yang dapat memberikan mutual benefit bagi kedua belah pihak maupun Pertamina Holding secara berkelanjutan.
Aset gas turbine compressor (GTC) Pertagas dapat digunakan untuk meningkatkan tekanan gas dari sumber pasokan agar dapat masuk ke dalam jaringan gas yang memiliki tekanan lebih tinggi. Pemanfaatan GTC pada umumnya digunakan pada pipa transmisi gas maupun pada pengolahan gas.
Selama ini, GTC digunakan sebagai fasilitas utama untuk meningkatkan tekanan dan menjaga reliabilitas penyaluran gas pada pipa transmisi milik Pertagas.
Baca Juga
Gamal mengharapkan dengan adanya tindak lanjut dari nota kesepahaman ini, kedua perusahaan dapat secara bersama-sama melakukan kajian pemanfaatan GTC milik Pertagas untuk pengembangan lapangan-lapangan gas milik PHE.
"Bagi Pertagas pemanfaatan GTC ini selain dapat meningkatkan revenue, juga akan menjadi bentuk nyata atas optimalisasi asset existing berupa gas turbine compressor yang mendukung keberlanjutan bisnis Pertagas," kata Gamal.
Sementara dari sisi PHE, dengan dilakukannya pemanfaatan GTC ini diperkirakan berpotensi dapat menjadi opsi untuk menghemat biaya produksi dan pengembangan lapangan gas PHE.
Direktur Produksi dan Pengembangan PT Pertamina Hulu Energi Awang Lazuardi mengatakan, kerja sama PHE dengan Pertagas merupakan bentuk sinergi Pertamina Group yang diharapkan mampu memberikan added value dan mutual benefit berkelanjutan bagi kedua perusahaan.
“Semoga ke depan potensi kerja sama ini dapat dijajaki tidak hanya di upstream, tapi juga di aset-aset yang lain untuk memberikan manfaat dan dampak business development yang berkelanjutan,” kata Awang.
Pertagas tercatat telah membangun dan mengelola pipa transmisi gas sepanjang 2.809 kilometer, pipa minyak 605 kilometer, dua LPG plant dengan kapasitas 1130 ton per hari, terminal regasifikasi dengan kapasitas 400 BBtud dan LNG hub dengan kapasitas 127.000 m3.
Pertagas juga telah membangun Pipa Minyak Rokan dan telah mengalirkan minyak, serta telah melaksanakan commissioning Pipa Gas Senipah-Balikpapan.
Kedua jaringan pipa tersebut menambah daftar infrastruktur energi yang dibangun dan dikelola Pertagas.
Perseroan hingga saat ini telah membangun dan mengelola Pipa Gas Arun Belawan; Pipa Gas Duri- Dumai; Pipa Gas Grisik-Pusri; Pipa Gas Gresik-Semarang; Pipa Gas Muara Karang – Muara Tawar; Pipa Gas Porong-Grati; Pipa Minyak Tempino – Plaju; LPG Plant PSG; Fasilitas LNG Filling Station Arun;Fasilitas LNG Filling Station Bontang; Terminal Regasifikasi Arun, dan CNG Tambak Lorok.