Bisnis.com, JAKARTA — Tesla (TSLA.O) pada hari Rabu, (17/4/2024) kembali meminta persetujuan para pemegang sahamnya untuk menyetujui pemberian paket gaji Elon Musk senilai US$56 miliar atau setara Rp905 triliun yang ditetapkan pada tahun 2018 lalu, tetapi ditolak oleh hakim Delaware pada bulan Januari tahun ini.
Mengutip Reuters, kompensasi tersebut tidak mencakup gaji atau bonus tunai, namun menetapkan imbalan berdasarkan nilai pasar Tesla yang meningkat hingga US$650 miliar selama 10 tahun ke depan. Tesla sekarang bernilai US$500,36 miliar, menurut data LSEG.
Pemungutan suara ulang ini dilakukan menjelang laporan pendapatan kuartal Tesla minggu depan, yang sedang bergulat dengan permintaan yang lemah serta reputasi Musk yang terpukul akibat kecenderungan politik dan komentar antisemitnya tahun lalu.
Gaji Musk ditolak oleh Kathaleen McCormick dari Pengadilan Kanselir Delaware, yang menyebut kompensasi yang diberikan oleh dewan sebagai "jumlah yang tidak dapat diduga" dan tidak adil bagi pemegang saham.
Keputusan bulan Januari, yang dapat diajukan banding, telah membatalkan paket gaji terbesar di perusahaan Amerika.
“Kami tidak setuju dengan apa yang diputuskan oleh Pengadilan Delaware, dan kami tidak berpikir bahwa apa yang dikatakan Pengadilan Delaware adalah bagaimana seharusnya atau bagaimana hukum perusahaan seharusnya bekerja,” tulis Board Chairperson Tesla Robyn Denholm dikutip Reuters.
Baca Juga
Dalam mengupayakan pemungutan suara ulang, Tesla menggunakan bagian dari undang-undang Delaware yang memungkinkan perusahaan untuk meratifikasi tindakan yang secara teknis cacat seperti menjual saham sebelum dewan menyetujui peningkatan saham, namun tidak selalu kontroversial.
Komite khusus dewan mengatakan mereka tidak dapat memperkirakan apakah persetujuan kembali paket gaji tersebut akan sesuai dengan hukum Delaware, dan menggambarkan pendekatan tersebut sebagai hal yang “baru”.
“Bahkan jika proposal tersebut disetujui, keputusan hakim tidak dapat dibatalkan, yang mengikat secara hukum, setidaknya sampai Musk berhasil mengajukan banding,” kata Xu Jiang, profesor administrasi bisnis di Duke University.
Jika pemegang saham menyetujui proposal tersebut untuk kedua kalinya, hal itu akan membantu Musk dalam pengajuan bandingnya di masa depan, kata Jiang.
Tesla juga mendesak investornya pada hari Rabu untuk menyetujui rencananya untuk memindahkan negara bagian perusahaan dari Delaware ke Texas.
Pergeseran ini dapat meningkatkan perselisihan antara Musk, yang telah beberapa kali berbicara menentang regulator dan apa yang dianggapnya sebagai birokrasi, dan negara bagian Delaware.
Awal tahun ini, Musk memindahkan lokasi pendirian perusahaan roketnya SpaceX ke Texas dan startup chip otak Neuralink ke Nevada dari Delaware.
Kasus ini bermula saat seorang investor bernama Richard Tornetta menggugat Musk dan beberapa direktur Tesla pada tahun 2018 yang mengklaim paket gaji Musk tersebut tidak adil.
Meskipun Tornetta hanya memiliki sembilan saham Tesla, kesepakatan itu juga dikritik oleh hedge fund besar California State Teachers’ Retirement System (CalSTRS) dan proxy advisory firms, yang menganggap kesepakatan itu terlalu besar.
Paket gaji Musk pada tahun 2018 memberinya hibah saham senilai sekitar 1% ekuitas Tesla setiap kali perusahaan mencapai salah satu dari 12 tahap peningkatan tujuan operasional dan keuangan.
Tornetta berpendapat bahwa pemegang saham tidak diberitahu betapa mudahnya tujuan tersebut dicapai ketika mereka memberikan suara pada paket tersebut.
Tesla mencapai tujuan finansialnya, membantu menjadikan Musk salah satu orang terkaya di dunia.
Tornetta mengklaim bahwa pembayaran tersebut tidak diperlukan untuk memberi insentif kepada Musk agar mencapai kesuksesan bagi Tesla, karena Musk sudah memiliki sekitar 22% saham pembuat mobil tersebut.