Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali melaporkan bahwa kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 15 Maret 2024 tetap solid dengan surplus mencapai Rp22,8 triliun.
“Posisi APBN masih surplus Rp22,8 triliun atau 0,1% dari PDB, dengan keseimbangan primer juga surplus Rp132,1 triliun,” tuturnya dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi Maret, Senin (25/3/2024).
Bendahara Negara menjelaskan hingga periode tersebut tercermin dari pendapatan negara yang mencapai Rp493,2 triliun atau 17,6% dari target.
Sri Mulyani tidak menampik bahwa pendapatan negara pada periode ini jauh lebih rendah dari periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya.
Pasalnya pertumbuhan penerimaan tahun ini terkontraksi sebesar 5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berbanding terbalik, dia mengatakan belanja negara justru melonjak hingga 18,1% pada periode ini atau senilai Rp470,3 triliun.
Baca Juga
Secara perinci, belanja pemeirntah pusat sampai dengan 15 Maret 2024 mencapai Rp328,9 triliun atau 13,3% dari pagu. Angka ini juga tumbuh 17% dari realisasi tahun lalu.
Di mana belanja untuk Kementerian/Lembaga (K/L) menjadi yang terbesar, yakni senilai Rp165,4 triliun yang dipengaruhi oleh penyaluran bansos dan pelaksanaan Pemilu 2024.
“Belanja K/L dipengaruhi oleh belanja bansos dan pelaksanaan pemilu yang memang front loading di depan,” jelasnya.
Untuk belanja non K/L mencapai 163,4 triliun atau 11,9% dari target dan tumbuh 10,4% (yoy). Penyaluran transfer ke daerah (TKD) juga sudah dilaksanakan Rp141,4 triliun, naik 20,5% dari tahun lalu.
Secara umum, keseimbangan primer dalam postur APBN ini tercatat masih surplus Rp132,1 triliun. Sama halnya dengan surplus APBN yang menyempit, surplus keseimbangan primer juga menipis dari tahun lalu yang mencapai Rp213 triliun.