Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab gempa magnitudo 6,0 yang dimutakhirkan menjadi M 5,9 di Tuban, Jawa Timur.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,9.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,79° LS ; 112,32° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 126 kilometer arah Timur Laut Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 10 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di laut Jawa," ujar Daryono dalam keterangannya, Jumat (22/3/2024).
Lebih lanjut, dia menuturkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” katanya.
Baca Juga
BMKG, imbuhnya, mencatat terlah terjadi 16 kali aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock dengan magnitudo di rentang M5,3 sampai dengan M3,2 di wilayah Pantai Barat Gresik, Jawa Timur.
“Hingga saat ini sudah 16 susulan,” ujarnya.
Gempa bumi M 5,9 ini berdampak dan dirasakan di daerah Tuban dengan skala intensitas IV-V MMI, Bawean dengan skala intensitas III-IV MMI.
Kemudian, daerah Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang, Semarang, dan Yogyakarta dengan skala intensitas II-III MMI.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” tuturnya.