Bisnis.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengungkap kabar terbaru rencana anak usahanya, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) atau Pupuk Kaltim untuk melakukan aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada tahun ini.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, pihaknya terus mempersiapkan diri dengan meningkatkan kinerja keuangan Pupuk Kaltim.
"Yang kita lakukan adalah mempersiapkan dan memastikan ketika nanti pasar itu sudah timing-nya cocok untuk IPO, dan Kementerian BUMN menugaskan Pupuk Kaltim untuk IPO, sudah siap," kata Rahmad di sela-sela Buka Puasa Bersama Media 2024, Senin (18/3/2024).
Untuk melantai di bursa efek, dia menyebut terdapat faktor di luar kendali perusahaan, yaitu dinamika pasar dan restu dari Kementerian BUMN yang belum final.
Sementara itu, persiapan kinerja terus dilakukan yang dibuktikannya dari pembukuan profit pada 2022 sebesar Rp14,5 triliun. Meski tak menyebut detail, Rahmad juga meyakini keuntungan Pupuk Kaltim melesat pada 2023.
"Kinerja keuangannya bagus, jadi saya rasa kalau nanti diputuskan IPO dan pasarnya memang sedang kondusif saya yakin akan banyak investor yang berbondong-bondong untuk beli," tuturnya.
Baca Juga
Semula, IPO Pupuk Kaltim akan dilakukan sebagai langkah untuk membiayai pembangunan pabrik di Kawasan Industri Fakfak, Papua Barat senilai lebih dari Rp30 triliun. Namun, hingga proses groundbreaking dan pembangunan infrastruktur yang tengah berjalan saat ini, rencana IPO tersebut belum juga dilakukan.
"Saya rasa semua opsi terbuka, jadi bukunya Pupuk Indonesia, bukunya Pupuk Kaltim itu cukup sehat saya rasa opsi-opsi pendanaan, baik itu bank, cari strategic partner, atau IPO semuanya akan bisa membawa investor untuk masuk ke proyek kita," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya yang dilansir dari Channel News Asia pada Januari 2023, dua sumber informasi menyebutkan bahwa Pupuk Kaltim akan melepas sebanyak 20% sahamnya kepada publik. Menurut sumber tersebut, dana IPO rencananya akan digunakan untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
Sebanyak dua bank disebutkan akan merancang kesepakatan IPO anak usaha PT Pupuk Indonesia tersebut. Pupuk Kaltim disebutkan mengincar dana segar sebesar US$500 juta atau Rp7,8 triliun.
Adapun, IPO PKT ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pupuk nasional. Dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik urea dengan kapasitas produksi 1,15 juta ton dan methanol sebesar 1 juta ton per tahun.
Pabrik yang akan berlokasi di wilayah Papua Barat itu diperkirakan butuh biaya investasi sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp31,22 triliun.