Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Izinkan Tanah IKN Dijual ke Investor, Begini Penjelasan Otorita

Badan Otorita angkat bicara soal arahan Presiden Jokowi yang mengizinkan tanah di IKN dijual ke investor.
Presiden Jokowi di Menara Pandang, kawasan IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (23/2/2023) - Humas Setkab/Agung.
Presiden Jokowi di Menara Pandang, kawasan IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (23/2/2023) - Humas Setkab/Agung.

Bisnis.com, JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) angkat bicara soal arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengizinkan tanah di Ibu Kota Nusantara (IKN) dapat diperjualbelikan kepada investor.

Kepala OIKN, Bambang Susantono, menjelaskan pada tahap awal proses jual beli lahan yang dimaksud tersebut hanya berupa jual beli hak guna bangunan (HGB) dan hak guna usaha (HGU) saja.

"Yang disebut dijual itu misalnya hak guna bangunan (HGB) di atas hak pengelolaan (HPL) milik OIKN," kata Bambang di sela-sela agenda Rapat Koordinasi di Hotel Kempinski, Kamis (14/3/2024).

Kendati demikian, tambah Bambang, pada kasus-kasus tertentu lahan di IKN dipertimbangkan dapat dijual sebagai hak milik kepada investor. 

Menyambung pernyataan tersebut, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, menjelaskan bahwa saat ini OIKN telah mengantongi hak pengelolaan (HPL) tanah seluas 34.000 hektare di IKN.

Dia menyebut, meski pada tahap awal proses jual beli lahan baru berupa HGB dan HGU, pada kasus tertentu ke depan OIKN dimungkinkan untuk menjual Sertifikat Hak Milik (SHM) kepada investor.

Pemberian SHM tersebut khususnya bakal diberikan kepada investor yang hendak membangun sektor hunian berupa rumah tapak atau landed house.

"SHM nanti dimungkinkan, ini kan baru tanahnya. SHM nanti misalkan mau bangun hunian mau bangun rumah itu ada tahapannya, tapi sekarang yang penting sama investornya HGB dulu," jelasnya.

Untuk diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi mengizinkan OIKN untuk dapat menjual lahan di IKN kepada investor. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mempercepat realisasi investasi di IKN.

Adapun, hingga saat ini total investasi yang telah terparkir di IKN yang direalisasikan lewat lima tahap peletakan batu pertama atau groundbreaking totalnya sebesar Rp49,6 triliun. Sementara sepanjang 2024, Otorita IKN menargetkan total investasi swasta di IKN dapat tembus Rp100 triliun.

Presiden Jokowi juga sebelumnya sempat membandingkan keuntungan apabila membeli harga tanah di IKN dengan DKI Jakarta yang dinilai sangat menguntungkan.

Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan bahwa apabila seseorang membeli tanah di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) atau Kawasan Niaga Terpadu Sudirman saja angka tanah per meter persegi (M2) sudah mencapai harga Rp200 juta.

Dia menilai bahwa harga tanah di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara saat ini masih tergolong murah, yakni sekitar Rp1 juta saja per meter persegi (m2).

"Ini saya mengajak bapak/ibu [calon investor] semuanya mumpung harga tanahnya masih murah. Karena [kalau] beli tanah di SCBD per meter Rp200 juta, di Menteng Rp150 juta, Balikpapan sudah Rp10 juta—Rp15 juta. Di sini [IKN] masih di bawah Rp1 juta," ujarnya di kawasan IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (2/11/2023).

Oleh sebab itu, dia menilai agar calon investor tak menunda untuk membeli tanah di Ibu Kota Negara yang baru itu mengingat harga tanah dinilainya terus bergerak naik. Dia menilai sangat mungkin untuk harga tanah di IKN juga akan mengalamai fluktuasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper