Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Jepang Anjlok 3%, Pasar Wanti-wanti Kenaikan Suku Bunga BOJ

Bursa saham Jepang tercatat anjlok 3% lantaran pasar panik kenaikan suku bunga BOJ.
Layar menampilkan harga indeks Nikkei 225 pada Kamis (1/6/2023) di gedung Kabuto One, Tokyo, Jepang. - Bloomberg/Kiyoshi Ota
Layar menampilkan harga indeks Nikkei 225 pada Kamis (1/6/2023) di gedung Kabuto One, Tokyo, Jepang. - Bloomberg/Kiyoshi Ota

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Jepang, Topix Index, tercatat anjlok 3% pada perdagangan hari ini, Senin (11/3/2024) waktu setempat. Pelemahan terjadi saat pasar berekspektasi Bank of Japan (BOJ) akan menaikkan suku bunga. 

Indeks Topix turun 3,1% menjadi 2.642,31 pada pukul 13:51 waktu Tokyo dengan 32 dari 33 sub-sektor mengalami penurunan. Nikkei yang didominasi oleh eksportir turun 3% menjadi 38.504,53, menjadi yang paling anjlok di Asia.

Melansir Bloomberg, Indeks Topix melemah pada perdagangan siang ini hingga lebih dari 3% karena spekulasi meningkat bahwa Bank of Japan akan segera menaikkan suku bunga yang memperkuat yen dan merugikan saham eksportir. 

Saham teknologi turun tajam, mengikuti penurunan indeks di Amerika Serikat karena aksi investor mengambil keuntungan dari beberapa kinerja terbaik dalam setahun terakhir.

Perusahaan otomotif seperti Toyota Motor Corp. memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan Indeks Topix, dengan pelemahan sebesar 4,4%. Dari 2.150 saham dalam indeks, 169 naik dan 1.944 turun, sementara 37 stagnan. 

Perusahaan semikonduktor termasuk Renesas Electronics Corp. turun setelah saham-saham teknologi AS seperti Nvidia Corp. turun karena aksi profit taking. Indeks Semikonduktor Philadelphia turun 4% pada hari Jumat.

BOJ yang diperkirakan akan melakukan penyesuaian kebijakan pada pertemuan 18-19 Maret mendatang diperkuat oleh laporan bahwa bank tersebut sedang mempertimbangkan untuk menghapus program pengendalian kurva imbal hasil. Selain itu, jumlah pembuat kebijakan yang condong untuk mengakhiri suku bunga negatif semakin meningkat.

Data Senin yang menunjukkan ekonomi Jepang berhasil menghindari resesi pada akhir tahun lalu juga memperkuat argumen untuk BOJ menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2007.

Di sisi lain, yen Jepang menguat sedikit menjadi 146,96 per dolar pada perdagangan Senin, setelah empat hari kenaikan pekan lalu. 

Nikkei baru-baru ini mencapai level kunci di posisi 40.000 awal tahun ini untuk pertama kalinya setelah level tertinggi pada tahun 1989. Investor asing telah membeli saham-saham terbesar Jepang karena meningkatnya return kepada pemegang saham serta nilai tukar yen yang lemah.

Investor akan memperhatikan apakah BOJ akan membeli dana yang diperdagangkan di bursa setelah Topix turun lebih dari 2%. Terakhir kali bank sentral membeli ETF adalah pada Oktober tahun lalu ketika indeks turun sejumlah yang sama dalam sesi perdagangan pagi. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper