Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai temuan gas di Blok Bentu garapan EMP Bentu Limited terbilang signifikan dan strategis untuk mendukung bisnis PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN di Sumatra.
Seiring dengan susutnya sejumlah pasokan gas dari lapangan terkontrak dengan PGN, temuan gas in place sekitar 126 miliar kaki dari blok migas di Riau itu bakal menambah opsi pasokan anyar untuk perusahaan gas negara tersebut.
“Dengan potensi gas in place dan produksi di kisaran angka itu, termasuk cukup signifikan dan strategis untuk mendukung bisnis PGN,” kata Pri saat dihubungi, Kamis (7/3/2024).
Potensi pasokan dari Blok Bentu itu, kata Pri, bisa memperkuat bisnis penyediaan gas PGN kepada pelanggan di sekitaran wilayah Sumatra Tengah dan Sumatra Selatan yang saat ini mengalami defisit terkontrak dari hulu.
“Ketidakpastian pasokan gas tentu akan membuat perusahaan yang mengelola dan mengoperasikan infrastruktur gas seperti PGN kesulitan di dalam perencanaan maupun operasional bisnisnya,” kata dia.
Perusahaan gas negara itu memproyeksikan kebutuhan permintaan gas bumi di Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, dan Jawa bagian barat untuk 2024-2034 memerlukan penambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG sebesar 73 billion british thermal unit per day (BBtud) sampai dengan 355 BBtud.
Baca Juga
Estimasi itu mengambil porsi 12% sampai dengan 54% dari keseluruhan pasokan gas untuk permintaan pelanggan PGN di tiga kawasan tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, operator sekaligus pemilik 100% hak partisipasi Blok Bentu, EMP Bentu Limited, melaporkan temuan gas di tempat atau gas in place sekitar 126 miliar kaki kubik dari aktivitas pengeborannya di sumur CEN-01.
Perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki Grup Bakrie itu bakal menindaklanjuti temuan dengan melakukan pengeboran lanjutan di beberapa sumur pengembangan, konstruksi pipa gas, dan pembangunan tambahan fasilitas produksi.
“Kami berharap untuk dapat mulai memproduksikan gas dari sumur CEN-01 dengan volume rata-rata 45 juta kaki kubik gas per hari di masa mendatang,” kata Direktur Utama ENRG Syailendra S. Bakrie lewat keterbukaan informasi, dikutip Kamis (7/3/2024).
Syailendra berharap peningkatan produksi gas dari Blok Bentu bakal berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan di masa mendatang.
Dengan asumsi harga jual gas sebesar US$6 per juta metrik british thermal unit (MMBtu), maka tambahan produksi gas sejumlah 45 juta kaki kubik gas per hari tersebut bernilai sekitar US$270.000 per hari atau sekitar US$100 juta per tahunnya.
Di sisi lain, Syailendra menargetkan temuan dari sumur CEN-01 itu dapat segera diproduksikan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan listrik dan industri di Provinsi Riau.
“Hal ini juga akan menjaga kontribusi perseroan dalam mendukung produksi gas di masa yang akan datang, karena saat ini lebih dari 50% produksi gas di wilayah Sumatra bagian utara dikontribusikan oleh perseroan,” kata dia.
Sepanjang 2023, Blok Bentu memproduksikan rata-rata 81 juta kaki kubik gas per harinya. Produksi gas dari Blok Bentu dialirkan untuk kebutuhan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Selain itu, gas juga dijual untuk PT Kilang Pertamina Internasional - Refinery Unit (RU) II Dumai yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero).
Sementara pembeli dari industri, di antaranya PT Riau Andalan Pulp & Paper yang merupakan salah satu produsen pulp and paper terbesar di Riau. Selain itu, gas dari Blok Bentu juga dimanfaatkan untuk jaringan gas kota di Pekanbaru untuk sekitar 10.000 rumah tangga dan jaringan gas kota di Dumai untuk sekitar 5.300 rumah tangga.