Bisnis.com, JAKARTA – Prancis memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2024 akibat efek konflik geopolitik, perlambatan di China, dan resesi di negara tetangganya, Jerman.
Melansir Bloomberg, Senin (19/2/2024), Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire menurunkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Prancis tahun 2024 menjadi 1% dari sebelumnya 1,4%.
Hal tersebut diungkapkan dalam wawancara televisi TF1 pada Minggu (18/2) malam. Le Maire juga mengumumkan rencana untuk memangkas pengeluaran sebesar 10 miliar euro atau Rp168,71 triliun. Pemangkasan belanja pemerintah pusat akan dilakukan di semua kementerian dan beberapa program dengan efek langsung, untuk menutupi kekurangan output.
Langkah ini akan memungkinkan Prancis untuk mempertahankan targetnya menurunkan defisit menjadi 4,4% terhadap PDB pada 2024 dari 4,9% tahun lalu tanpa harus menaikkan pajak.
"Ini masih merupakan pertumbuhan yang positif namun mempertimbangkan konteks geopolitik yang baru," ujar Le Maire, mengutip perang di Ukraina dan Timur Tengah, perlambatan di China, dan resesi di Jerman.
Le Maire telah mengisyaratkan bahwa revisi akan dilakukan dan mengatakan bahwa hal ini akan menjadi respons terhadap memburuknya prospek ekonomi negara-negara di kawasan ini. Komisi Eropa telah mengatakan bahwa mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi Prancis hanya mencapai 0,9% tahun ini.
Baca Juga
Le Maire mengatakan upaya untuk menurunkan pengeluaran akan disebarkan secara adil. Selain itu, ia menambahkan bahwa dukungan terhadap Ukraina dan bantuan kepada para petani Prancis akan tetap menjadi prioritas pendanaan.
"Saya berkomitmen untuk tidak menaikkan pajak. Kami telah memangkasnya dan tidak akan menyimpang dari garis ini. Rakyat Prancis tidak bisa menanggung pajak lagi,” katanya.
Bidang-bidang penghematan lainnya termasuk bantuan pembangunan dan rencana subsidi untuk mengisolasi bangunan, sementara layanan kesehatan dan pemerintah daerah akan terhindar, katanya. Anggaran yang direvisi dapat diajukan pada musim panas jika lebih banyak penghematan diperlukan.
Memburuknya prospek ekonomi Prancis akan menjadi pukulan besar bagi Presiden Emmanuel Macron, yang berusaha memperbaiki posisi fiskal negara tersebut tanpa penghematan atau kenaikan pajak.