Kemudian, Analis kedaulatan di Macquarie Group Ltd. di London, Biola Babawale, mengatakan bahwa mereka melihat kemenangan putaran pertama Prabowo sebagai hal yang positif, meskipun pihaknya tetap berhati-hati menimbang ada kecenderungan dinasti politik dan dugaan masa lalu Prabowo.
Berdasarkan survei Bloomberg, juga dilaporkan bahwa masyarakat Indonesia mendukung Prabowo yang tampaknya memperkuat hubungan dengan China.
Hal ini lantaran Prabowo berjanji untuk menerapkan kebijakan Presiden Jokowi yang ramah bisnis, mencakup peningkatan lebih dari delapan kali lipat investasi asing China selama 10 tahun masa jabatannya. “Perusahaan-perusahaan China kemungkinan besar akan mendapatkan keuntungan terbesar mengingat hubungan ekonomi positif yang telah dibangun antara Jokowi dan Beijing,” jelas Analis utama Indonesia di firma penasihat kebijakan Global Counsel Dedi Dinarto, yang mengatakan bahwa hal tersebut akan berlanjut di bawah kepemimpinan Prabowo.
Kemudian, The Australian Financial Review juga menyoroti Prabowo yang diprediksi akan melanjutkan kebijakan nikel Jokowi jika nantinya resmi memimpin Indonesia.
Media tersebut mencantumkan tanggapan dari kepala eksekutif Nickel Industries yang terdaftar di ASX, Justin Werner yang memperkirakan bahwa Prabowo akan menepati janjinya untuk menggandakan kebijakan hilirisasi yang diperjuangkan oleh Presiden Jokowi.
“Mereka ingin memposisikan diri sebagai produsen nikel kelas satu yang bersih dan itu hanya bisa dilakukan melalui pencucian asam bertekanan tinggi. Jadi itulah fokusnya sekarang,” jelas Werner
Baca Juga
Adapun, Prabowo juga sempat menuturkan bahwa hilirisasi yang dilakukan, seperti produk nikel akan terus berlanjut dan dilengkapi dengan hilirisasi bauksit, tembaga, timah, produk agro dan produk maritim.
Kemudian, melonjaknya saham-saham Indonesia pada Kamis kemarin (15/2) juga menjadi sorotan dengan para pedagang bertaruh pada konsistensi kebijakan di bawah pemerintahan Prabowo.