Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan customer relationship management (CRM) Salesforce kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 700 karyawannya atau 1% dari keseluruhan karyawan.
Namun, mengutip dari Reuters, perusahaan ini masih membuka 1.000 lowongan pekerjaan di seluruh dunia. Alhasil, diprediksi pemutusan hubungan kerja ini hanya rutinitas untuk mengganti bidang prioritas perusahaan.
Dilansir dari Layoff.fyi, ini merupakan kali keenam Salesforce melakukan PHK sejak 2020. Secara total, sudah ada sekitar 10.840 karyawan yang dipecat Salesforce. Angka inipun membuat perusahaan CRM ini menjadi salah satu perusahaan dengan angka PHK terbesar di dunia.
Diketahui, gelombang PHK perusahaan sales Salesforce bermula sebelum pandemi dengan total 1.000 karyawan atau 2% dari total karyawan.
Kemudian, efisiensi kembali terjadi pada Oktober dan November 2022 dengan jumlah masing-masing 90 karyawan dan 1.000 karyawan atau 1% dari total pekerja.
Adapun efisiensi tertinggi terjadi pada Januari 2023 yang sebanyak 8.000 orang atau 10% dari total karyawan. Selain itu, pada saat itu Salesforce juga menutup sejumlah kantornya di seluruh dunia.
Baca Juga
Lalu, PHK kembali terjadi pada Agustus 2023 kepada 50 karyawan di luar Amerika. Namun, pada September 2023, perusahaan justru disebut berencana mempekerjakan lebih dari 3.000 orang untuk meningkatkan margin.
Tindakan efisiensi yang dilakukan Salesforce pun menambah daftar panjang perusahaan yang PHK pada awal tahun 2024.
Mulai dari startup edutech asal Indonesia yang gulung tikar, lalu disusul PHK dari e-commerce Lazada, Google, Amazon, eBay, Blackrock, dan Microsoft.
Kemudian, adapula startup asal Indonesia seperti Flip dan Xendit yang juga lakukan PHK. Lalu, adapula Ericsson, TikTok, Riot Games dari Tencent, CitiGroup, Instagram, Youtube, dan Xerox.