Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM Sebut Investasi Baterai LFP & Nikel Masih Prospektif hingga 2040

Kementerian Investasi/BKPM menyebut investasi baterai LFP maupun berbasis nikel masih berpotensi tetap tumbuh hingga 2040.
Ilustrasi pengguna sedang mengisi baterai mobil listrik./ Dok. Freepik.
Ilustrasi pengguna sedang mengisi baterai mobil listrik./ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA — Deputi Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, investasi baterai nikel mangan kobalt (NMC) dan lithium ferro phosphate (LFP) berpotensi tetap tumbuh hingga 2040.

Nurul beralasan pertumbuhan jangka panjang itu didukung dengan pasar kendaraan listrik yang masih baru saat ini. Apalagi, kata Nurul, sebagian besar negara masih belum beralih menggunakan kendaraan listrik. 

“Saya lihat 2040 atau 2035 masih bisa tumbuh dua-duanya,” kata Nurul saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/1/2024). 

Nurul berpendapat spekulasi yang disampaikan Mantan Menteri Investasi 2016-2019 Thomas Trikasih Lembong tidak sepenuhnya tepat ihwal migrasi pabrikan mobil listrik menggunakan baterai LFP

Menurut dia, Lembong yang kini masuk barisan Co-Capt Timnas Anies Baswedan-Cak Imin (AMIN) cenderung menghiraukan pasar kendaraan listrik yang masih muda atau belum matang saat ini. Lewat posisi pasar yang masih baru itu, potensi investasi dua jenis baterai NMC dan LFP masih terbuka lebar. 

“Kalau yang disampaikan para ahli seperti Pak Tom Lembong dan ahli lain itu ada benarnya, tapi belum tentu 100% benar karena ada sesuatu yang belum terjadi [pasar EV yang matang],” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumya, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka mempertanyakan sikap cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin terkait dengan hilirisasi nikel menjadi baterai kendaraan listrik.  

Gibran menyingung Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) sering menggaungkan wacana nikel yang tidak lagi digunakan sebagai bahan baku kendaraan listrik di dunia seperti pabrikan mobil listrik Tesla Inc.  

Selain Cak Imin, Co-Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong turut menjadi sasaran ‘tembak’ Gibran soal hilirisasi nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik tersebut.  

“Yang sering ngomong lithium ferro-phosphate [LFP] itu timsesnya, tapi cawapresnya [Cak Imin] nggak paham, Tesla nggak pakai nikel ini kan kebohongan publik, mohon maaf Tesla itu pakai nikel, Pak,” kata Gibran saat debat cawapres di Jakarta, Minggu (21/1/2024). 

Malahan, Gibran bertanya spesifik posisi Cak Imin dan Tom Lembong soal antinikel lewat kampanye bahan baku alternatif nikel tersebut. Padahal, kata Gibran, Indonsia cukup kuat dengan cadangan nikel terbesar di dunia yang mestinya dikapitalisasi. 

“LFP itu alternatif dari nikel, intinya ada negara yang tidak mau pakai nikel itu yang saya maksud apakah Gus Muhaimin antinikel seperti Pak Tom Lembong?” tuturnya.  

Menjawab pertanyaan Gibran soal hilirisasi nikel, Cak Imin menegaskan bahwa nilai tambah mineral mesti tetap memperhatikan etika lingkungan atau keberlanjutan ekosistem di daerah.  

“Keseimbangan ini tidak bisa ditawar-tawar agar pembangunan kita berkelanjutan,” kata Cak Imin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper