Bisnis.com, JAKARTA - Belum genap sebulan, kebakaran smelter di kawasan industri Morowali kembali terjadi. Kali ini, tungku smelter milik PT Sulawesi Mining Investment (SMI) yang mengalami kebakaran pada Jumat (19/1/2024).
Berdasarkan laporan dari pengelola kawasan industri tempat PT SMI berada, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), kebakaran dipicu oleh lubernya cairan slag atau limbah.
"Pada Jumat, 19 Januari 2024 sekitar pukul 19.40 WITA, tungku 1 yang berada di smelter milik PT SMI meluap dan mengakibatkan cairan slag yang berada di dalam meluber dan merambat hingga ke lantai dasar smelter," kata manajemen IMIP, dikutip Minggu (21/1/2024).
Cairan slag yang meluber itu menimbulkan paparan panas terhadap jaringan kabel listrik yang ada di area smelter. Beruntung, aliran listrik langsung dipadamkan sebelum terjadi ledakan.
PT IMIP memastikan seluruh karyawan yang bekerja di area tersebut dievakuasi. Tak hanya itu, empat unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk mendinginkan cairan slag.
"Kurang lebih 45 menit cairan slag akhirnya berhasil didinginkan," tutur manajemen.
Baca Juga
PT IMIP melaporkan situasi terkini di PT SMI telah kembali normal. Namun, pihak PT SMI masih menghentikan pengoperasian tungku 1 untuk kebutuhan investigasi dan perbaikan.
Dari peristiwa smelter PT SMI, setidaknya tercatat dua orang karyawan dievakuasi lebih lanjut untuk mendapatkan observasi dan penanganan.
Adapun, hasil observasi menunjukkan tidak ditemukan luka apa pun. Setelah selama kurang-lebih 2 jam berada di instalasi klinik PT IMIP, kedua karyawan tersebut diizinkan pulang.
Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Morowali Katsaing mengatakan, sejauh ini laporan terbaru dipastikan tidak ada korban jiwa akibat kebakaran smelter tersebut.
"Kalau korban jiwa sampai saat ini belum ada juga saya dengar," kata Katsaing kepada Bisnis, Minggu (21/1/2024).
Sebelumnya, ledakan dan kebakaran juga terjadi di smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) yang berada di kawasan IMIP pada Minggu (24/12/2023).
Berdasarkan catatan Bisnis, tercatat korban yang meninggal dunia akibat insiden ledakan smelter PT ITSS berjumlah 18 orang yang terdiri atas 10 orang tenaga kerja Indonesia dan 8 tenaga kerja asing (TKA) asal China.