Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, Rabu (17/1/2024) berkesempatan berbicara terkait kesenjangan gender dalam sesi “The Economics of Gender Parity”.
Sri Mulyani mengungkapkan, ekonomi global memiliki potensi keuntungan hingga US$172 triliun bila dapat menutup kesenjangan gender yang saat ini terjadi.
“Potensi keuntungan bagi perekonomian global apabila kita dapat menutup kesenjangan ini adalah sebesar $172 triliun melalui “dividen gender”,” tulisnya dalam unggahan media sosial pribadi @smindrawati.
Berbicara kesenjangan gender, bukan hanya Sri Mulyani, namun juga hadir Menteri Luar Negeri Ekuador - Gabriela Sommerfeld hingga Group CEO APG Group - Annette Mosman.
Bendahara Negara menyampaikan bahwa akar permasalahan yang dihadapi wanita Indonesia adalah perkara waktu dalam mengejar karir dan keluarga.
Sering kali terjadi trade off, di mana wanita memilih untuk melepas karirnya demi merawat keluarganya.
Baca Juga
“Padahal, tidak sedikit wanita Indonesia memiliki kapabilitas dan kompetensi yang cemerlang. Ini yang harus kita perbaiki,” ungkap Sri Mulyani.
Sebagai contoh, Sri Mulyani memamerkan dari sektor energi di Indonesia, memiliki wanita dengan karir cemerlang.
Salah satu BUMN energi terbesar milik RI, PT Pertamina (Persero), di mana direktur utama dan direktur keuangan adalah seorang wanita, yakni Nicke Widyawati dan Emma Sri Martini.
Begitu juga PLN, di mana direktur keuangan-nya juga seorang wanita, yakni Sinthya Roesly.
“Mereka menjadi role model, terlebih di industri yang dahulu didominasi oleh satu gender saja..!” tutur Sri Mulyani.
Meski demikian, untuk mengatasi kesenjangan gender ini memang memerlukan dialog dan pembicaraan yang intensif. Terlebih, yang dilakukan adalah upaya untuk memecah langit-langit kaca (glass ceiling) yang sudah ada begitu lama.
“Satu hal yang pasti, bagi banyak wanita dan perempuan di dunia, yang sebelumnya tidak mungkin, kini sudah menjadi mungkin!” tutupnya.
Adapun, Sri Mulyani Indrawati dan Nicke Widyawati menjadi perwakilan Indonesia yang namanya tercatat dalam 100th Most Powerful Women versi Forbes 2023.