Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Alasan BI Pertahankan BI Rate di 6% pada Awal 2024

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan pihaknya menahan BI rate di level 6% pada awal 2024.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran Deputi Gubernur BI dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Rabu (17/1/2024). JIBI/Maria Elena
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran Deputi Gubernur BI dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Rabu (17/1/2024). JIBI/Maria Elena

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6% pada Rapat Dewan Gubernur Januari 2024.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa keputusan tersebut konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas, yang mendukung stabilitas nilai tukar rupiah serta langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 1,5 hingga 3,5% pada 2024. 

Menurutnya, keputusan mempertahankan suku bunga pada tingkat 6% juga untuk merespons volatilitas pasar keuangan global yang masih berlangsung.

“Hari ini kita putuskan BI Rate tetap karena kita masih melihat on and off global tadi,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (17/1/2024).

Meski demikian, Perry menjelaskan bahwa volatilitas global yang masih terjadi pada awal tahun lebih terkait dengan kepastian timing dan besaran penurunan suku bunga di Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR).

Nilai tukar rupiah, kata dia cenderung stabil hingga 16 Januari 2024, tercatat melemah 1,24% dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2023.

Laju inflasi domestik pada akhir 2023 juga terkendali pada kisaran yang rendah, yaitu sebesar 2,61% pada Desember 2023.

Dengan berbagai perkembangan tersebut, Perry mengatakan penurunan suku bunga acuan ke depan tetap terbuka sejalan dengan arah kebijakan moneter yang pro stabilitas.

Hal ini mempertimbangkan tiga faktor. Pertama, seberapa cepat penguatan nilai tukar rupiah. Kedua, tetap terkendalinya inflasi, khususnya inflasi inti dan inflasi pangan.

Ketiga, yaitu perkembangan dukungan kredit dalam pembiayaan ekonomi yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Dan tentu saja dengan arah ke depan, tentu saja sekali lagi saya sampaikan, ruang penurunan BI Rate ke depan akan tetap ada,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper