Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5,8%, Simak Syaratnya

Indonesia menjadi salah satu negara yang kemungkinan pertumbuhan ekonominya akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dekade sebelumnya
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 akan terjaga di level 5 persen, seiring dengan perkembangan yang positif. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 akan terjaga di level 5 persen, seiring dengan perkembangan yang positif. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal meningkat secara signifikan di masa mendatang. Saat ini, pertumbuhan potensial Indonesia, mencerminkan kemampuannya untuk tumbuh secara berkelanjutan, sekitar 5,3% 

Chief India and Indonesia Economist HSBC Pranjul Bhandari menyebut angka tersebut diprediksi akan meningkat menjadi 5,8% dalam lima tahun mendatang, selama beberapa syarat terpenuhi. 

“Pertumbuhan akan tercapai, jika semua potensi dari kendaraan listrik (EVs) dan sektor logam olahan benar-benar terwujud,” ujarnya dalam HSBC Asian Outlook 2024, Selasa (16/1/2024). 

Berdasarkan laporan HSBC Global Research, Indonesia memang menjadi salah satu negara yang kemungkinan pertumbuhan ekonominya akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dekade sebelumnya, seiring dengan meningkatnya rantai nilai manufaktur, mulai dari bijih besi, hingga logam olahan dan kendaraan listrik. 

Bahkan, potensi besar tercermin dari antrean penanaman modal asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI). 

“Investasi asing senilai US$30 miliar telah terjadi di bidang logam olahan selama beberapa tahun terakhir. Sementara itu, niat investasi sebesar US$45 miliar telah diumumkan di bidang kendaraan listrik, yaitu baterai dan otomotif,” tulisnya. 

Di sisi lain, kata Prajul kapasitas sisi penawaran perekonomian telah membaik. Meski, transaksi berjalan (current account) Indonesia diperkirakan mengalami defisit. Akan tetapi, dalam kurun beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami surplus transaksi berjalan. 

“Memang sudah masuk zona defisit, tapi kami kira defisitnya tidak besar,” katanya. 

Dia juga memprediksi pada tahun 2024, defisit transaksi berjalan akan mencapai 0,6% dari PDB. Namun angka tersebut masih jauh di bawah CAG sebesar 3% terhadap PDB alias berada di periode sebelum pandemi.

Alasan yang terus mendukung pertumbuhan ekonomi RI terus menanjak, lantaran banyak sektor baru yang bermunculan. Misalnya olahan logam. Saat ini, Indonesia menjual lebih banyak logam olahan ke seluruh dunia dibandingkan sebelumnya dalam tiga tahun terakhir,

“Ekspor logam prosesnya telah meningkat sebesar 1,5% dari PDB. Jadi banyak perbaikan telah terjadi dalam perekonomian selama dekade terakhir. Dan pertumbuhan kemungkinan akan meningkat pada tahun 2024,” ujarnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper