Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu 2024: UMKM Konveksi Gigit Jari, Tergilas Buzzer dan Influencer

Kemenkop UKM menyebut pengusaha konveksi mengeluh penjualannya merosot pada periode kampanye jelang Pemilu 2024 tergantikan jasa buzzer maupun influencer.
Pekerja konveksi mengemas kaos sebelum dipasarkan, Jawa Barat.JIBI-Rachman
Pekerja konveksi mengemas kaos sebelum dipasarkan, Jawa Barat.JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mendapati adanya laporan penjualan UMKM konveksi mengalami penurunan signifikan selama periode kampanye menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Yulis mengatakan periode pesta demokrasi belum memberikan dampak signifikan pada penjualan produk peraga kampanye di kalangan pelaku usaha konveksi. Dia menyebut, dari survey yang dilakukan kepada 15 pelaku usaha di Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen, terjadi penurunan penjualan peraga kampanye sekitar 40-90% dibandingkan periode pemilu 2019.

"Meskipun tahun ini ada permintaan, tapi tidak seramai sebelumnya," ujar Yulius di Kemenkop UKM, Senin (8/1/2024).

Yulius membeberkan, sejumlah faktor diduga menjadi penyebab anjloknya penjualan UMKM konveksi tersebut. Di antaranya yakni peserta pemilu diduga telah memasan produk peraga kampanye melalui UMKM binaan partai, waktu kampanye yang singkat hingga penjualan di e-commerce yang lebih murah.

Menurutnya, saat ini periode kampanye cenderung lebih singkat yaitu sekitar 2,5 bulan. Padahal, pada periode pemilu 2019 masa kampanye ditetapkan selama hampir 6 bulan.

Di sisi lain, Yulius menyebut adanya perubahan tren peserta pemilu (partai politik) dalam memanfaatkan dana kampanyenya. Alih-alih membeli atribut seperti kaos, bendera dan topi, kini para peserta pemilu lebih memilih membagikan sembako dan bantuan tunai.

Bahkan, tren kampanye lewat media sosial juga semakin masif. Yulis membeberkan, para peserta politik banyak mengalokasikan dananya untuk membayar jasa buzzer maupun influencer.

Adapun untuk mengatasi kendala UMKM konveksi tersebut, Yulius mengusulkan pembentukan wadah pemasaran online terpadu. Khususnya untuk pelaku konveksi di pasar konvensional.

"Koordinasi akan dilakukan bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan lintas Kementerian/Lembaga terkait, untuk mendorong terciptanya marketplace PD Pasar Jaya sebagai wadah pemasaran bagi Pelaku UMKM di lingkungan PD Pasar Jaya," ucap Yulius.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper