Bisnis.com, JAKARTA - CEO Starbucks buka suara mengenai aksi boikot dan vandalisme yang melanda jaringan gerai kopinya di seluruh dunia menyusul aksi pro-Palestina.
CEO Starbucks Laxman Narasimhan mengatakan bahwa terdapat representasi keliru mengenai apa yang diperjuangkan oleh perusahaannya di tengah ketegangan terkait perang Israel-Hamas.
Narasimhan menuturkan bahwa banyak toko-tokonya yang mengalami insiden vandalisme dengan para pengunjuk rasa yang dipengaruhi oleh representasi keliru di sosial media.
"Kami telah bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk memastikan mitra dan pelanggan kami aman. Tidak ada yang lebih penting. Pendirian kami jelas. Kami membela kemanusiaan,” jelas Narasimhan, seperti dikutip dari Business Insider, Selasa (26/12/2023).
Reaksi terhadap Starbucks dimulai di tengah perang Israel-Hamas yang menyebabkan ketegangan dan tuntutan hukum antara Starbucks dengan Starbucks Workers United, yakni serikat pekerja yang mewakili beberapa karyawannya.
Pada Oktober 2023, serikat pekerja tersebut membuat postingan pro-Palestina di media sosial, termasuk dengan postingan yang bertuliskan “Solidaritas dengan Palestina”. Starbucks tidak setuju dengan postingan tersebut.
Baca Juga
Sementara itu, para serikat pekerja, dalam suratnya kepada manajemen Starbucks, mengatakan bahwa perusahaan salah mengartikan masalah tersebut.
“Usaha tanpa henti yang dilakukan perusahaan untuk menggambarkan perwakilan karyawannya sebagai pendukung terorisme telah meningkatkan tweet tersebut, salah mengartikan posisi serikat pekerja, dan menempatkan pekerja dalam risiko,” jelas Lynne Fox, presiden serikat pekerja.
Sementara itu, beberapa pendukung Israel menyerukan boikot terhadap jaringan tersebut atas pos-pos serikat pekerja yang pro-Palestina.
Lalu, tanggapan Starbucks yang menjauhkan diri dari postingan serikat pekerja yang pro-Palestina membuat beberapa pendukung pro-Palestina menjadi marah, sehingga menambahkan seruan bagi pelanggan untuk memboikot merek tersebut
Contohnya, pada November 2023, Starbucks di Spring, Texas, telah dirusak. Terdapat tulisan yang disemprotkan ke sisi gedung, dengan tulisan “bebaskan Palestina”, “boikot Starbucks”, dan “Berhenti membunuh anak-anak.”
Starbucks kemudian menggugat serikat pekerja di pengadilan federal di Iowa dengan tuduhan pelanggaran merek dagang dan kerusakan berulang, serta menggugat Starbucks di pengadilan federal di Pennsylvania, dengan tuduhan pencemaran nama baik dan meminta keputusan yang akan menegaskan hak mereka untuk menggunakan nama Starbucks. Kedua gugatan ini masih berada di pengadilan.
Sumber Starbucks mengatakan bahwa kini kita berada dalam lingkungan makro, dengan ucapan dapat dijadikan senjata yang mengarah misinformasi, sehingga mendorong narasi sejumlah topik yang sangat penting bagi komunitas di seluruh dunia
“Starbucks juga tidak kebal terhadap misinformasi ini karena perusahaan telah melihat langsung dampaknya. pengaruh fakta yang disalahartikan pada merek tersebut," jelas sumber tersebut dalam pernyataannya
Narasimhan, dalam surat publiknya, mengatakan bahwa Starbucks telah bekerja sama dengan penegak hukum untuk memastikan pekerja dan pelanggan Starbucks aman di toko.
"Sikap kami jelas. Kami membela kemanusiaan," tulis CEO Starbucks dalam surat akhir tahunnya.
Efek dari seruan boikot juga masih belum jelas. Saham Starbucks turun sekitar 8% dalam sebulan terakhir. Data dari pihak ketiga, Placer.ai juga menunjukkan bahwa toko-toko mengalami peningkatan jumlah pengunjung selama promosi liburan baru-baru ini, namun peningkatan tersebut lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.
CEO Starbucks menuturkan bahwa permintaan pelanggan juga tetap kuat. Hal ini ia ungkapkan dalam laporan pendapatan perusahaan pada tanggal 2 November 2023, yang mencakup laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada tanggal 1 Oktober 2023
Ia juga menegaskan bahwa Starbucks ingin memberikan tempat untuk berkumpul, terhubung dan titik temu kepada masyarakat. Dalam rutinitas meditasi hariannya, ia mengungkapkan bahwa ia berdoa untuk kedamaian.