Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toshiba Resmi Delisting usai 74 Tahun Melantai di Bursa Jepang

Toshiba resmi mengakhiri pencatatan sahamnya atau delisting pada Rabu (20/12/2023) setelah 74 tahun diperdagangkan di bursa saham Tokyo, Jepang.
Kereta monorel melintas di dekat logo Toshiba Corporation yang terpampang di gedung perusahaan tersebut di Tokyo, Jepang, 5 April 2023./Reuters
Kereta monorel melintas di dekat logo Toshiba Corporation yang terpampang di gedung perusahaan tersebut di Tokyo, Jepang, 5 April 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa teknologi Jepang Toshiba Corporation resmi mengakhiri pencatatan sahamnya atau delisting pada Rabu (20/12/2023) setelah 74 tahun diperdagangkan di bursa saham Tokyo, Jepang.

Dihapuskannya saham Toshiba di bursa ini menyusul pergolakan dan skandal yang terjadi sejak satu dekade lalu, yang menyebabkan jatuhnya salah satu merek terbesar di Jepang ini dan menimbulkan ketidakpastian.

Toshiba diakuisisi senilai US$14 miliar atau sekitar Rp216 triliun oleh sekelompok investor yang dipimpin oleh perusahaan ekuitas swasta Japan Industrial Partners (JIP) yang juga mencakup perusahaan jasa keuangan Orix, perusahaan utilitas Chubu Electric Power, dan produsen chip semikonduktor Rohm.

Akuisisi menempatkan Toshiba di tangan investor domestik setelah tawar-menawar yang berlarut-larut dengan para investor aktivis di luar negeri yang melumpuhkan kinerja produsen baterai, chip, dan peralatan nuklir serta pertahanan ini.

“Toshiba sekarang akan mengambil langkah besar menuju masa depan yang baru dengan pemegang saham baru," ungkap perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Rabu (20/12).

Manajemen menambahkan bahwa mereka akan menghargai pengertian dan dukungan yang terus menerus dari para pemangku kepentingan.

Pada hari terakhir perdagangan, Selasa (19/12), saham Toshiba ditutup melemah 0,1% ke level 4.590 yen per saham.

Meskipun belum jelas bentuk usaha apa yang akan diambil Toshiba di bawah pemilik barunya, Chief Executive Taro Shimada, yang akan tetap memegang jabatannya setelah akuisisi ini, diperkirakan akan fokus pada layanan digital dengan margin tinggi.

Dukungan JIP untuk Shimada telah menggagalkan rencana sebelumnya untuk bekerja sama dengan lembaga investasi pemerintah Jepang. Beberapa orang dalam industri ini mengatakan bahwa memisahkan Toshiba mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.

Kepala riset Jepang di Macquarie Capital Securities Damian Thong mengatakan kesulitan Toshiba pada akhirnya disebabkan oleh kombinasi keputusan strategis yang buruk dan nasib buruk.

"Saya berharap bahwa melalui divestasi, aset-aset Toshiba dan talenta-talenta manusianya dapat menemukan rumah baru di mana potensi penuh mereka dapat dikeluarkan,” ungkap Thong.

Pemerintah Jepang akan terus mengawasi dengan cermat. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 106.000 orang dan beberapa operasinya dianggap sangat penting bagi keamanan nasional.

Empat eksekutif JIP akan bergabung dengan dewan direksi, serta masing-masing satu orang dari investor Orix dan Chubu Electric. Tim manajemen baru ini akan bergabung dengan penasihat senior dari pemberi pinjaman utama Toshiba, Sumitomo Mitsui Financial Group.

Toshiba telah mulai bergerak, bekerja sama dengan Rohm untuk menginvestasikan US$2,7 miliar di fasilitas manufaktur untuk bersama-sama memproduksi chip daya.

Profesor bisnis Jepang di University of California Ulrike Schaede mengatakan perusahaan ini perlu keluar dari bisnis dengan margin yang lebih rendah dan mengembangkan strategi komersial yang lebih kuat untuk beberapa teknologi canggihnya.

"Jika manajemen dapat menemukan cara untuk membuat para insinyur tersebut benar-benar terlibat dalam kegiatan inovasi terobosan, mereka dapat muncul sebagai pemain penting," kata Schaede.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper