Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LRT Jabodebek Diduga Salah Desain, Kemenhub: Sudah Membaik

Kemenhub bicara soal dugaan salah desain lintasan rel LRT Jabodebek yang menyebabkan roda aus.
Kereta Light Rail Transit (LRT) melintas di Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (2/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Kereta Light Rail Transit (LRT) melintas di Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (2/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati merespons soal dugaan salah desain rel Light Rail Transit (LRT) Jabodebek sehingga menyebabkan roda trainset cepat aus.

Saat ditanyai, Adita enggan membantah atau membenarkan dugaan tersebut. Menurutnya, saat ini operasional LRT Jabodebek sudah kembali membaik.

"Kita fokusnya ke sekarang aja, dan faktanya lebih baik lagi," ujar Adita saat ditemui usai Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Laut Nataru, Selasa (5/12/2023).

Adita membeberkan, dalam waktu dekat jumlah trainset LRT Jabodebek yang beroperasi akan ditambah. Adapun saat ini total trainset yang beroperasi sebanyak 16 transet, akan ditambah menjadi 20 trainset.

"Nanti mau nambah jadi 20 [trainset] lagi, diharapkan dalam waktu dekat. Rencananya sih bulan ini, tapi kita evaluasi dulu yang ada sekarang," ucapnya.

Dengan penambahan jumlah trainset operasional, Adita optimistis akan memperpendek headway antara kedatangan trainset LRT Jabodebek. Bahkan, headway akan kembali seperti awal sebelum terjadinya insiden roda aus.

Adapun saat ini, kata Adita, dengan 16 trainset yang beroperasi, headway LRT Jabodebek di saat peak hours sekitar 7,5 menit hingga 15 menit. Sedangkan di luar peak hour, headway LRT Jabodebek masih di kisaran 30 menit.

"Jadi dengan penambahan trainset akan pendek headway-nya," katanya.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Kamis (23/11/2023), Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menyebutkan, salah satu kemungkinan penyebab roda LRT Jabodebek cepat aus adalah ketidaksesuaian antara roda dengan desain lebar rel.

Dia memaparkan, tikungan rel dengan radius di bawah 350 meter harus ada penambahan lebar rel atau gauge sebesar 20 milimeter (mm). Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 60/2012.

Namun, berdasarkan informasi yang didapat Deddy, penambahan lebar rel yang dilakukan pada LRT Jabodebek hanya sebesar 10 milimeter.  

“Info yang saya dapat di lapangan, penambahannya [lebar rel] hanya 10 mm. Faktor ini yang berisiko memicu roda kereta LRT Jabodebek cepat aus,” kata Deddy pada Kamis (23/11/2023).

Deddy melanjutkan, jika kesalahan desain rel ini nantinya terbukti, Kemenhub dan pihak terkait lainnya sebaiknya segera melakukan perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang radius lengkung sinyalemen rel.

Dia melanjutkan, upaya Ditjen Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub untuk memberi oli atau pelumas pada rel kereta saat ini memang dapat mengurangi potensi roda LRT cepat mengalami aus. Meski demikian, Deddy menyarankan sebaiknya desain rel tersebut segera diperbaiki jika nantinya terbukti ada ketidaksesuaian.

“Pemberian pelumas pada rel itu lebih ke quick wins saja, menurut saya lebih baik nanti diperbaiki sesuai Permenhub 60/2012. Tetapi, ini juga masih harus menunggu rekomendasi dari konsultan Kemenhub, Systra,” kata Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper