Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengimbau warga negara Indonesia (WNI) yang tengah bepergian ke luar negeri untuk waspada dengan adanya wabah pneumonia misterius yang merebak di China.
Sandiaga Uno mengatakan, pemerintah akan terus mendalami kasus ini dan melakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kebijakan.
“Kami menyampaikan bahwa untuk wisatawan kita, apalagi yang sedang berwisata ke luar negeri untuk berhati-hati,” kata Sandi usai menghadiri konferensi pers Lazada Fest 12.12, Kamis (30/11/2023).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menyebut, belum ada pembahasan yang mengarah pada perubahan regulasi. Sebab, kondisi Indonesia saat ini masih terkendali.
Adapun, Sandi mengungkapkan, wisatawan mancanegara (wisman) asal China tahun ini hanya menyumbang sekitar 200.000 kunjungan, dari total 11 juta wisman yang datang ke Tanah Air.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mematok target kunjungan wisman asal China ke Indonesia sebesar 255.300 kunjungan.
Baca Juga
Sandi menyebut, rendahnya tingkat kunjungan wisman China ke Indonesia lantaran kondisi perekonomian dalam negeri belum pulih sepenuhnya, usai dihantam pandemi Covid-19.
Selain itu, adanya regulasi domestik membuat warga China enggan untuk bepergian ke luar negeri.
“Ini akan kami amati dan evaluasi, tapi kami yakin target kunjungan wisman China tercapai dan di tahun depan peningkatannya akan kita ukur sesuai dengan data terakhir,” jelasnya.
Baru-baru ini, para dokter di sejumlah kota di China melaporkan adanya penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis pada anak-anak. Menurut catatan Bisnis, Kamis (30/11/2023), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China membantah laporan bahwa rumah sakit kewalahan menangani kasus tersebut.
Para dokter dan lembaga kesehatan di China percaya bahwa RSV, flu, dan mycoplasma pneumoniae, penyakit bakteri umum yang juga dikenal dengan ‘pneumonia berjalan’, bertanggung jawab atas lonjakan kasus.
Menurut mereka, patogen-patogen ini muncul kembali pada musim dingin pertama pasca lockdown di China, sebagai bagian dari tren yang terjadi di negara-negara lain di mana pembatasan pandemi yang ketat menyebabkan melemahnya kekebalan masyarakat. Beberapa pihak internasional meragukan transparansi China.
WHO dalam sebuah pernyataan mengatakan, pihak berwenang China menyatakan belum ada deteksi patogen yang tidak biasa atau baru atau presentasi klinis yang tidak biasa.