Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berencana melakukan penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng rakyat MinyaKita menjadi Rp15.000 per liter.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, rencana penyesuaian HET MinyaKita itu belum mencapai keputusan dan perlu dibahas lebih lanjut dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Adapun, rata-rata harga MinyaKita saat ini secara nasional berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP) telah menyentuh level Rp15.100 per liter. Padahal, pemerintah menetapkan HET MinyaKita sebesar Rp14.000 per liter.
"Memang Rp14.000 mestinya, tapi mengikuti perkembangan inflasi. Masih harus rapat Menko dulu untuk jadi Rp15.000 per liter," ujar Zulhas, Kamis (30/11/2023).
Meskipun harga MinyaKita di mayoritas pasar telah melampaui HET, Zulhas mengatakan, pihaknya masih memberikan toleransi harga penjualan di level Rp14.500 per liter.
"Jadi sementara Rp14.000 kita toleransi Rp14.500 [per liter]," tuturnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim membeberkan bahwa rencana kenaikan HET MinyaKita itu belum akan direalisasikan pemerintah dalam waktu dekat. Dipastikan HET MinyaKita tidak berubah hingga Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada Februari mendatang. Pasalnya, ada beberapa hal masih menjadi pertimbangan pemerintah.
"Penyesuaian HET minyak goreng itu saya bilang sedang dikaji. Namun, pertimbangannya banyak, ada kepentingan politis, dan kepentingan teknis sebagainya," ujar Isy kepada Bisnis usai menghadiri Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) di Bali, Kamis (2/11/2023).
Adapun, dasar pemerintah berencana menaikkan HET MinyaKita lantaran penjualan di pasaran tidak dapat menerapkan HET yang ditentukan.
Di sisi lain, Isy mengatakan, sejak MinyaKita semakin masif beredar di pasaran telah berdampak pada penurunan harga minyak goreng premium. Rata-rata harga minyak goreng kemasan premium saat ini di level Rp20.600 per liter telah turun 0,48% dari harga kemarin sebesar Rp20.700 per liter.
"Minyak goreng premium sudah tertarik ke bawah harganya," katanya.
Atas dasar disparitas harga tersebut juga mendasari adanya larangan penjualan MinyaKita di ritel modern. Musabanya, MinyaKita dikhawatirkan bakal menggerus penjualan minyak premium.
"Kita sebenarnya ada wacana untuk menaikkan HET, tapi kondisinya belum memungkinkan. Perlu pembahasan melibatkan pelaku usaha, produsen, peritel, dan instansi pemerintah termasuk Kemenko," kata Isy.