Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Riil Indonesia 'Kering', Jokowi Sentil Perbankan sampai Pemda

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan perekonomian belum dirasakan secara merata karena peredaran uang di sektor riil terbilang 'kering'.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam agenda penyerahan DIPA dan Daftar Alokasi Transfer Ke Daerah Tahun Anggaran 2024. Dok Kemenkeu RI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam agenda penyerahan DIPA dan Daftar Alokasi Transfer Ke Daerah Tahun Anggaran 2024. Dok Kemenkeu RI
Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkap kegelisahan terhadap geliat ekonomi sektor riil Tanah Air yang tampak loyo. Beberapa pihak pun terkena sentil, seperti kementerian/lembaga (K/L), perbankan, sampai pemerintah daerah (Pemda). 
Jokowi mengaku bangga bahwa perekonomian nasional yang masih bertahan di kisaran 5%. Hanya saja, setelah mendengar keluhan dari beberapa pelaku usaha, ternyata perekonomian belum dirasakan secara merata karena peredaran uang di sektor riil terbilang 'kering'.
Pertama, Jokowi menyinggung soal geliat investasi pada beberapa instrumen investasi besutan negara, surat berharga negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), juga Sekuritas Berharga untuk Pembiayaan Inklusif (SPBI).
“Jangan-jangan [uang] terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SBN, atau SRBI atau SPBI, sehingga yang masuk ke sektor riil menjadi berkurang,” ujarnya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023, di kompleks perkantoran Bank Indonesia (BI), Rabu (29/11/2023) malam.
Kedua, Jokowi menyinggung belum optimalnya realisasi belanja pemerintah. Mulai dari K/L di pemerintah pusat sampai pemerintah daerah, menurutnya harus mulai menggenjot realisasi belanja sebelum tutup buku tahun 2023.
“Fiskal juga kita cek. Realisasi belanja pemerintah daerah, padahal tinggal tiga minggu, itu masih di angka 64%. Pemerintah pusat juga sama, masih di angka 76%,” tambahnya. 
Terakhir, Jokowi mengajak perbankan agar lebih agresif dalam menggenjot penyaluran kredit. 
“Saya mengajak perbankan, tolong didorong lagi kreditnya, terutama bagi UMKM. Bank memang harus prudent, memang harus hati-hati, tapi kalau terlalu hati-hati, akibatnya kering terhadap perputaran uang di sektor riil,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper