Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Aceh menyiapkan ancang-ancang untuk meningkatkan peran produk kelapa sawitnya ke rantai pasok global. Salah satunya lewat penyusunan "Peta Jalan Kelapa Sawit Berkelanjutan Aceh periode 2023-2045".
Sekretaris Daerah Aceh, Bustami Hamzah mengatakan dengan peta jalan sawit berkelanjutan ditargetkan dapat meningkatkan akses pasar premium investasi hijau untuk kelapa sawit di daerahnya.
Adapun saat ini, terdapat 2.200 petani sawit swadaya di Aceh telah mendapat sertifikasi standar global untuk perkebunan sawit berkelanjutan.
Bustami menyebut jumlah petani Aceh tersertifikasi itu mencapai 30% dari capaian nasional. "Saya berharap, perusahaan komoditas sawit jangan ragu untuk berinvestasi di Aceh.
Industri hilir harus ditingkatkan pengembangan dan nilai investasinya," ujar Bustami dalam konferensi meja bundar Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dikutip Jumat (24/11/2023).
Dia meyakinkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memenuhi permintaan pasar global untuk produk kelapa sawit yang berkelanjutan. Seperti diketahui, Uni Eropa tengah dalam persiapan untuk menerapkan aturan bebas produk deforestasi di dalam rantai pasoknya. melalui UU Antideforestasi (EUDR).
Baca Juga
Bustami mengklaim tutupan hutan di aceh masih tersisa lebih dari 3,5 juta hektare dengan tingkat penebangan hutan (deforestasi) yang rendah. Dia pun optimistis hal tersebut menjadi peluang bagi aceh mengembangkan pasar global untuk produk kelapa sawit mereka.
Adapun sejumlah upaya dilakukan Aceh lewat peta jalan tersebut antara lain mengembangkan model baru dalam pengelolaan konsesi perkebunan yang lebih berkelanjutan, restorasi kawasan melalui agroforestry dan menyiapkan industri turunan kelapa sawit yang bersumber kepada produksi sawit yang terverifikasi.
"Kami meminta kerja sama dari semua pihak untuk mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta, dan CSO untuk pengembangan maupun pembiayaan investasi hijau," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, RSPO mencatat produksi minyak sawit berkelanjutan atau CSPO (Certified Sustainable Palm Oil) di Indonesia tumbuh 2,9% (year-on-year) pada 2022 mencapai 8,64 juta ton. Sedangkan secara global, produksi CSPO baru menyumbang 20% dari total produksi minyak sawit global.
Adapun wilayah perkebunan sawit Indonesia yang telah tersertifikasi RSPO tumbuh 6% selama periode Januari - September 2023. Pertumbuhan lahan sawit bersertifikasi keberlanjutan RSPO tersebut merepresentasikan lebih dari 2,5 juta hektare kebun sawit milik perusahaan dan petani mandiri.