Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom buka suara soal belum adanya realisasi investasi asing di Ibu Kota Nusantara (IKN), meski telah ada 133 investor asing yang menyatakan minatnya.
Direktur Eksekutif Center of Reform of Economics (Core) Mohammad Faisal menyampaikan pada dasarnya investor mempertimbangkan suatu proyek dengan melihat visibilitas secara finansial maupun nonfinansial.
“Untuk dapat menarik investasi di proyek yang bersifat greenfield yang membuka lahan baru seperti IKN itu tidak gampang. Beda dengan investasi smelter yang lebih mudah mengkalkulasi tingkat keuntungan,” ujarnya, Senin (20/11/2023).
Investasi di IKN, lanjut Faisal, lebih menjanjikan manfaat jangka panjang yang bergantung pada tingkat pembangunan kota baru tersebut.
Selain itu, dia menilai konsistensi kebijakan dan kecepatan pembangunan turut diperhatikan. Faisal menekankan, bahwa untuk membangun sebuah kota juga tak dapat dilakukan dalam jangka pendek. Butuh waktu puluhan tahun.
Sejalan dengan hal tersebut, artinya imbal hasil para investor juga baru terjadi dalam waktu puluhan tahun juga. Terlebih, banyak faktor yang perlu diperhatikan, utamanya konsistensi kebijakan setelah pemilihan presiden ke-8 RI yang akan berlangsung pada awal 2024.
Baca Juga
Pembangunan IKN yang terus berjalan diyakini Faisal akan semakin menarik minat investor apabila infrastruktur dasar, yakni jalan, telah rampung.
“Semakin banyak infrastruktur dasar yang dibangun akan lebih menarik dan pasti, jadi investor semakin yakin,” tutupnya.
Investor Asing Masih Nihil
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa belum ada satu pun realisasi investasi asing di proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga saat ini.
Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Otoritas IKN Agung Wicaksono menyatakan realisasi penanaman modal yang masuk hingga pengujung tahun ini diperkirakan senilai Rp45 triliun dari total kebutuhan yang bersumber dari investasi senilai Rp372 triliun.
Sementara realisasi investasi di kawasan IKN hingga pertengahan November 2023 senilai Rp35 triliun. Untuk Desember diproyeksikan terdapat realisasi senilai Rp10 triliun dengan groundbreaking sebanyak 12 proyek.
“[Nilai investasinya] Rp10 triliun dan kriteria yang ketiga ini green dan melengkapi ekosistem terutama di kawasan 1A yang nanti akan menjadi bagian dari sumbu kebangsaan, juga lembaga pemerintah negara, tidak pakai APBN, jadi sifatnya investasi juga. Jadi untuk tiga kategori ini di tahap ketiga nilainya Rp10 triliun,” jelasnya, Senin (20/11/2023).
Meski Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah mendapat mandat untuk menyisihkan sekitar Rp90 triliun untuk pembangunan tersebut, masih cukup panjang jalan pemerintah untuk mencapai nilai kebutuhan investasi tersebut.
Di sisi lain, hingga saat ini sudah terdapat 305 Letter of Intent (LOI), di mana 133 dari pihak asing, yang masuk untuk investasi di IKN. Sementara sisanya investor merah putih atau investor domestik.
Adapun, Jokowi pun telah menekankan bahwa proyek IKN akan berlanjut meski dirinya sudah tidak memimpin lagi pada tahun-tahun mendatang. Hal tersebut diperkuat dengan undang-undang terkait IKN yang dukungan dari 93% fraksi partai-partai di DPR.