Bisnis.com, JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan hingga akhir 2023 total investasi lokal yang terparkir di IKN mencapai Rp45 triliun.
Deputi Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, mengatakan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menjadi katalisator dalam mendukung percepatan realisasi investasi merah putih di IKN.
Deputi Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, menjelaskan bahwa suburnya komitmen investasi para penanam modal lokal di IKN bermula usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Kadin rutin melakukan penjajakan pasar atau market sounding bersama sejumlah para pengusaha di Indonesia.
"Market sounding sudah dilakukan sejak tahun lalu yang dimulai pada 18 Oktober 2022 di Jakarta Teater kepada investor domestik, dengan difasilitasi oleh Kadin," kata Agung dalam agenda Media Briefing, Senin (20/11/2023).
Agung melanjutkan, peran aktif Kadin dalam mendorong investasi di IKN tersebut berbanding lurus dengan masifnya investasi lokal di IKN saat ini. Di mana, OIKN mencatat hingga akhir 2023 total investasi lokal yang terparkir di IKN mencapai Rp45 triliun.
"Jadi sekali lagi wajar kalau investor domestik sangat sat set, karena Kadin sangat aktif sekali di samping dipimpin oleh Presiden. Dan di sinilah lahir namanya para investor pelopor yang melakukan groundbreaking pada 2023," pungkas Agung.
Baca Juga
Seiring dengan hal tersebut, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Kamdani, berharap ke depannya pemerintah dapat terus menjaga konsistensi prioritas pembangunan dan konsistensi iklim usaha dan investasi di IKN.
"Di samping memastikan peningkatan aspek kemudahan berinvestasi, [pemerintah perlu memperhatikan] daya saing dan daya tarik iklim investasinya agar investor nasional dan asing semakin banyak yang terlibat dan milestones pembangunan IKN bisa tercapai," tuturnya.
Shinta menjelaskan, saat ini umumnya hanya perusahaan-perusahaan dengan kemampuan modal atau capital generation yang memadai hingga memiliki kesabaran untuk menjalankan investasi jangka panjang di IKN.
"Pemerintah dan masyarakat perlu memahami bahwa investasi di IKN ini tidak mudah dan tidak bisa dilakukan oleh semua kalangan usaha. Mengapa? karena sifat investasinya yang memiliki kebutuhan upfront investment besar dengan skema return investasi dalam jangka menengah-panjang. Jadi perusahaan perlu memperoleh jaminan kepastian iklim usaha dan investasi yang tidak hanya atraktif tapi juga stabil dalam jangka panjang," ujar Shinta.
Kendati demikian, Shinta optimis bahwa sejalan dengan semakin berkembangnya realisasi IKN, maka investasi akan terus berjalan. Terlebih, dengan adanya konsep Tri Cities (Balikpapan-IKN-Samarinda), maka traffic barang dan orang bisa menjadi dinamis termasuk berkembangnya daerah - daerah penyanggah lainnya.
"Ini (IKN) akan menjadi penggerak ekonomi yang kuat. Siklus demand dan supply akan terbentuk dengan sendirinya seiring dengan perkembangan yang terjadi," pungkasnya.