Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan terhadap nilai tukar rupiah diperkirakan berlanjut pada 2024 seiring dengan inflasi global yang tetap tinggi.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan inflasi global pada 2023 akan mencapai tingkat 5,1%, sementara pada 2024 masih tinggi dengan tingkat di atas 3%.
“Tahun depan inflasi akan turun, tapi masih lebih tinggi dari 3%, di 3,8%, mungkin inflasi dunia baru akan menurun pada paruh kedua 2024,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Senin (13/11/2023).
Perry mengatakan tingginya suku bunga negara maju, termasuk The Fed, akan berlangsung lebih lama. Selain itu, suku bunga US Treasury juga meningkat tinggi karena utang pemerintah AS yang membengkak.
Pada kuartal II/2023 yield US Treasury masih tercatat sebesar 3,84%, lalu nak menjadi 4,57% pada kuartal III/2023. Pada kuartal IV/2023, yield US Treasury ini diperkirakan tetap tinggi pada level 5,16%.
Akibatnya, imbuh Perry, terjadi pelarian modal dalam jumlah yang besar ke AS dan memicu indeks dolar AS meningkat dari 102,6 pada kuartal II/2023, meningkat menjadi 103,3 paada kuartal III/2023, dan pada kuartal IV/2023 diperkirakan tetap tinggi di 107,0.
Baca Juga
Menurutnya, fenomena-fenomena ini memerlukan upaya ekstra keras dari emerging markets, termasuk Indonesia untuk menjaga ketahanan ekonomi, khususnya dampaknya terhadap stabilitas nilai tukar dan pasar keuangan, moneter, juga stabilitas sistem keuangan dan keseimbangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Perry mengatakan nilai tukar rupiah cukup terkendali dari tekanan menguatnya mata uang dolar AS. Depresiasi nilai tukar rupiah yang terjadi juga relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang banyak negara lain.
Perkembangan ini katanya didukung oleh kondisi ekonomi Indonesia yang cukup baik dari sisi pertumbuhan ekonomi maupun inflasi, serta dampak positif dari implementasi PP No. 36/2023 tentang penempatan devisa hasil ekspor SDA.
BI memperkirakan nilai tukar rupiah pada 2024 akan relatif lebih stabil dari akhir 2023 dengan asumsi berada pada level Rp15.510 per dolar secara rata-rata dalam rencana anggaran tahunan BI (RATBI) 2024.