Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan menguat pada kuartal keempat 2023 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2023 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5-5,3% secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Melihat dari beragam faktor, besar kemungkinan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV itu berpeluang lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga di tahun 2023 ini,” katanya kepada Bisnis, Minggu (12/11/2023).
Meski demikian, Yusuf mengatakan bahwa perlu dilihat juga dari sisi lain, misalnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Menurutnya, penyaluran KUR sebenarnya bisa menstimulasi aktivitas investasi, tetapi perlu dilihat bahwa aktivitas investasi akan terjadi jika adanya peningkatan permintaan konsumsi dalam skala yang relatif besar.
Artinya, pelaku usaha kemudian perlu mempertimbangkan menambah kapasitas produksi atau kapasitas penjualan. Untuk melakukan hal itu, dibutuhkan pembiayaan, salah satunya melalui penyaluran KUR.
Baca Juga
Sementara itu, Yusuf mengatakan bahwa faktor pendorong konsumsi kuartal IV akan ditentukan oleh beberapa hal, selain penyaluran bantuan sosial, faktor inflasi atau kenaikan harga barang strategis pangan tertentu akan ikut menentukan permintaan konsumsi, terutama kelas menengah yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Adapun, untuk kelompok masyarakat kelas atas, diperkirakan bentuk konsumsinya lebih banyak pada hal-hal yang sifatnya leisure, seperti perjalanan wisata di akhir tahun.
Yusuf mengatakan tantangannya dalam meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ke depan ada pada kenaikan harga barang pangan tertentu yang terjadi saat ini, misalnya harga gula dan beras.
“Inilah yang kemudian juga bisa berdampak terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama kelompok menengah yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah dan tidak setinggi pendapatannya dibandingkan misalnya dengan kelompok ke atas,” jelas Yusuf.