KAI Commuter akan melakukan penyesuaian operasional berupa rekomposisi rangkaian kereta. Hal ini dilakukan dengan mengurangi jumlah kereta pada satu rangkaian dari yang awalnya 12 kereta menjadi 10 dan 8 kereta.
Rekomposisi rangkaian merupakan salah satu strategi KAI Commuter untuk menyeimbangkan antara upaya mempertahankan frekuensi perjalanan dan menjaga perawatan (maintenance) trainset yang ada tetap sesuai jadwal.
Selain itu, Anne juga memastikan waktu tunggu antarkedatangan kereta atau headway KRL tidak akan bertambah dengan dimulainya proses retrofit. Hal ini seiring dengan perbaikan dan modernisasi prasarana perkeretaapian seperti rel kereta.
Sebelumnya, Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto memerinci, masing-masing trainset terdiri atas 12 kereta atau gerbong. Sementara itu, biaya retrofit untuk 1 unit kereta atau gerbong adalah Rp9,8 miliar.
Dengan asumsi-asumsi tersebut, maka biaya yang dibutuhkan untuk meretrofit 1 unit trainset adalah sekitar Rp117,6 miliar. Dengan demikian, 19 unit trainset yang akan diretrofit tersebut akan membutuhkan dana Rp2,23 triliun
“Selisih biayanya separuhnya, kalau yang barunya itu Rp19,8 miliar. Car body-nya memakai yang lama tetapi komponen-komponennya yang baru,” kata Asdo dalam video keterangan pers, dikutip Sabtu (4/11/2023).
Baca Juga
Asdo melanjutkan, KAI Commuter akan melakukan proses retrofit sebanyak empat rangkaian pada 2023. Kereta yang diretrofit terdiri dari tiga rangkaian seri Metro 05 dan satu rangkaian seri Metro 6000.
“Proses retrofit ini akan membutuhkan waktu selama 13-15 bulan,” jelas Asdo.