Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Suku Bunga The Fed Kini dan di Masa Depan, Naik atau Jeda?

Berikut kumpulan proyeksi suku bunga The Fed yang akan diumumkan 1 November waktu AS dan di masa depan.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC. / Bloomberg
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC. / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed siap untuk mempertahankan suku bunga acuan stabil dalam tingkat tertinggi (higher for longer) dalam 22 tahun pada pertemuan kedua, yakni 31 Oktober - 1 November 2023.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) diprediksi akan mempertahankan suku bunga tidak berubah di kisaran 5,25%-5,5%. Adapun, The Fed juga akan membuka kemungkinan kenaikan lagi pada Desember dengan pertumbuhan ekonomi yang tangguh. 

Ketua The Fed Jerome Powell telah mengisyaratkan bahwa para pemimpin The Fed lebih suka menunggu untuk mengevaluasi dampak kenaikan suku bunga di masa lalu, terhadap perekonomian menjelang akhir kampanye kenaikan suku bunga. 

Ekonom Bloomberg, Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger dan Estelle Ou juga menuturkan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap stabil. 

Para bank-bank besar di Wall Street juga setuju bahwa suku bunga The Fed tidak berubah. 

Berikut proyeksi suku bunga The Fed

Bank 

Pertemuan 31 Oktober - 1 November 2023

Bank of America

Jeda

Barclays

Jeda

Citi

Jeda

Deutsche Bank

Jeda

Goldman Sachs

Jeda

JPMorgan Chase

Jeda

Morgan Stanley

Jeda

Nomura

Jeda

Wells Fargo

Jeda

Sumber: Bloomberg, diolah 

Imbal Hasil US Treasury

Kenaikan tajam pada imbal hasil surat utang AS (US Treasury) telah ikut menyebabkan kondisi keuangan menjadi lebih ketat. Beberapa pejabat The Fed juga telah menyebutkan bahwa hal ini mengurangi kebutuhan kenaikan suku bunga pada pertemuan ini. Deutsche Bank AG memperkirakan lonjakan yang baru-baru ini terjadi bisa setara dengan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak tiga perempat poin.

Adapun, anggota FOMC yang cenderung hawkish, termasuk  Lorie Logan dari The Fed Dallas dan Gubernur Christopher Waller mengindikasikan bahwa mereka akan bersabar dalam melakukan pergerakan suku bunga.

Potensi Kenaikan Suku Bunga di Masa Depan

Dengan inflasi yang masih jauh di atas target komite sebesar 2% dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang mendekati level tertinggi dalam dua tahun terakhir, para pembuat kebijakan ingin tetap memiliki opsi untuk melakukan kenaikan lagi.

“Ini akan menjadi semacam jeda yang hawkish,” jelas ekonom senior di Jefferies LLC, Thomas Simons, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (1/10/23). 

Simons melanjutkan bahwa perekonomian menurutnya berjalan baik dan inflasi belum mencapai sasaran. Menimbang ini, dia menilai adanya kenaikan suku bunga sekali lagi.

Senada dengan Simons, para ekonom Bloomberg juga menuturkan bahwa mereka memperkirakan pernyataan kebijakan dan komentar Powell akan membuka pintu kenaikan suku bunga lebih lanjut. 

“Apakah jeda yang diperpanjang akan berubah menjadi akhir yang pasti dari siklus kenaikan suku bunga akan bergantung pada data tenaga kerja dan inflasi selama beberapa bulan ke depan,” jelas mereka. 

Keputusan tentang suku bunga dan pernyataan yang menyertainya akan dirilis pada pukul 14.00 di Washington, atau pukul 1.00 WIB dini hari. Ketua Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers 30 menit kemudian.

Powell diperkirakan akan mendapatkan pertanyaan untuk menjelaskan apakah ia setuju dengan proyeksi komite dari bulan September 2023, ketika mereka memperkirakan adanya kenaikan suku bunga lagi menjelang akhir tahun. 

Ketua The Fed Jerome Powell./ Bloomberg
Ketua The Fed Jerome Powell./ Bloomberg

Sang Ketua bisa saja menjawab bahwa kenaikan suku bunga di masa depan tergantung data yang masuk dan kebijakan moneter berjalan lambat, sehingga dampak penuh dari kenaikan suku bunga belum terasa pada perekonomian. 

“[Powell akan] meninggalkan seperempat poin [25 bps] di 'atas meja', tetapi akan menjadi setengah hati," jelas kepala ekonom di Dreyfus and Mellon, Vincent Reinhart, yang sebelumnya menghabiskan lebih dari dua dekade bekerja di The Fed.

Menurut Reinhart, Powell mengharapkan akan ada lebih banyak penyempitan kredit pada sistem perbankan, namun menyadari bahwa hal itu membutuhkan waktu. Powell kemudian berpikir bahwa masih banyak yang akan terjadi bersikap sabar adalah hal yang baik. 

Mantan penasihat senior untuk dewan Fed dan profesor riset di Duke University, Ellen Meade, juga menuturkan bahwa Powell harus berjalan sesuai dengan apa yang telah ia katakan dua minggu yang lalu. 

"Misi pertama mereka adalah mengembalikan inflasi ke 2% dan mereka tidak akan menyerah. Mereka mungkin harus menaikkan suku bunga tetapi mungkin saja sudah selesai, dengan cenderung kemungkinan menaikkan lebih tinggi sehingga pelaku pasar tidak salah menafsirkan," jelas Meade.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper